loading=

Siaga Bencana Hanya di Kertas, Belum Ada Langkah Antisipasi

Siaga Bencana Hanya di Kertas, Belum Ada Langkah Antisipasi
Kepala Satgas Informasi BPBD Kalbar, Daniel mengingatkan daerah yang menetapkan status siaga bencana sudah dapat melakukan langkah-langkah antisipasi

Pontianak, BerkatnewsTV. Kendati BMKG telah mengeluarkan peringatan dini setiap hari tentang potensi bencana di Kalbar yang disebabkan fenomena hidrometerologi, namun hanya dua daerah yang telah menetapkan status siaga bencana yakni Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Bengkayang.

Akan tetapi tampaknya kedua daerah belum menunjukan tanda-tanda melakukan antisipasi pencegahan bencana ketika terjadi. Bahkan, BPBD Kalbar belum mendapatkan laporan terkini langkah antisipasi yang dilakukan dari dua daerah tersebut.

“Sudah ada dua kabupaten yang menetapkan status siaga yakni Kubu Raya dan Bengkayang, kita ingatkan status siaga yang sudah ditetapkan tidak hanya sekadar status tapi dibarengi dengan mengaktifkan posko terpadu dengan mengumpulkan TNI/ Polri dan instansi terkait melakukan upaya antisipasi potensi bencana hidrometerologi basah ini agar tidak terjadi secara masif di daerahnya,” kata Kepala Satgas Informasi BPBD Kalbar, Daniel diwawancarai Jumat (5/12).

Diakui Daniel, BPBD Kalbar belum mendapatkan up date harian dari masing-masing Posko terkait kegiatan apa saja yang dilakukan. Agar pihaknya dapat mengetahui dan pendampingan yang dapat dilakukan dan dibantu.

Baca Juga:

Ia sebutkan antisipasi Posko yang dilakukan yakni melakukan pemetaan dan perencanaan jika bencana terjadi mulai dari pengawasan terhadap sungai yang dapat meluap, bagaimana jalur evakuasi pengungsian, lokasi atau posko pengungsian yang ditempatkan, data masyarakat kelompok rentan.

“Sehingga ketika terjadi bencana masif maka operasi penyelamatan dapat dilakukan secara tepat guna, tepat sasaran dan efektif. Termasuk persiapan logistik sudah harus jelas. Sebab kalau sudah terjadi bencana baru mau siap, terlambat. Jadi, kita mendorong daerah yang menetapkan status siaga sudah harus mengambil langkah-langkah antisipasi sejak dini,” ucapnya.

Daniel juga menyayangkan hanya dua kabupaten di Kalbar yang menetapkan status siaga padahal potensi bencana dapat terjadi di 14 kabupaten/ kota apalagi sudah ada pengalaman yang telah terjadi ditambah peringatan dini dari BMKG yang memprakirakan bencana hidrometerologi bakal berlangsung hingga Februari 2026.

“Idealnya memang harus 14 kabupaten/ kota menetapkan status siaga karena di Kalbar ada 500 lebih desa/ kelurahan yang berpotensi banjir tersebar di seluruh kabupaten/ kota. Karena dengan penetapan status siaga ini maka akan lebih terkoordinir dan terarah. Tapi kalau tidak ada penetapan starus siaga maka upaya antisipasi hanya bersifat sporadis,” pungkasnya.(rob)