loading=

Kepala Dapur SPPG Dilatih Tekan Keracunan MBG

Kepala Dapur SPPG Dilatih Tekan Keracunan MBG
Sebanyak 23 orang kepala dapur yang beroperasi di Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) diberikan pelatihan agar penyajian Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dibuat dengan jumlah besar bisa selesai tepat waktu serta berkondisi aman sekaligus untuk menekan keracunan, Sabtu (8/11/2025). Foto: dian/berkatnewstv

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Sebanyak 23 orang kepala dapur yang beroperasi di Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) diberikan pelatihan chef agar penyajian Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dibuat dengan jumlah besar bisa selesai tepat waktu serta berkondisi aman.

Pelatihan tahap dua ini, diikuti SPPG yang ada di Kalbar yang sebelumnya puluhan kepala dapur SPPG tahap satu telah digelar di salah satu hotel di Kubu Raya pada beberapa waktu lalu.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Gapembi (Gabungan Pengusaha Makanan Bergizi Indonesia) Kalbar, Mansyur Zahri menyatakan pelatihan ini bagian dari memperkuat komitmen asosiasi mitra dapur.

“Agar keracunan pangan tidak terjadi dalam pengelolaan MBG,” tambahnya usai kegiatan sertifikasi dan uji kompetensi Food Handler dan Chef de Parties, Sabtu (8/11).

Mereka yang telah mengikuti pelatihan lanjut Mansyur akan diberikan sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Yang sebelumnya materi pelatihan ini diisi oleh tenaga profesional untuk melakukan assesment.

“Sehingga, dalam memasak jumlah banyak jangan sampai ada keracunan makanan. Dengan memahami teoritis, yang diberikan tentunya kredebilitas sebagai kepala dapur tidak diragukan lagi,” tegas Ketua DPC Partai Gerindra Kubu Raya ini.

Baca Juga:

Sementara satu dari pemateri LSP Jasaboga Nusantara dr Mulyo Sutiyo Ajeng merasa perlunya standar operasional dalam pengelolaan MBG. Mengingat sasaran utamanya adalah anak usia sekolah.

“Karena pertama itu target MBG ini adalah anak-anak, yang dimana anak-anak ini masih rentan terhadap imunnya. Sehingga konsumsi MBG ini harus benar-benar bermanfaat terhadap pemenuhan gizi anak,” bebernya.

Selain itu ungkap Ajeng keamanan pangan juga harus dijaga, diantaranya sanitasi dapur, pemilihan bahan baku yang segar kemudian tata cara memasak dalam jumlah banyak.

“Begitu juga mekanisme vevo atau kadalurasa pangan. Jadi penyortirannya sejak awal, ketika mereka mau menggunakan bahan baku yang diwajibkan untu mengecek sebelumnya,” pungkasnya.

Ajeng juga berharap dengan pelatihan ini seluruh kepala dapur yang menjadi mitra SPPG dapat menjadi kepala dapur berkualitas dan mampu menekan adanya potensi keracunan pangan.

“Dan saya berharap Chef-chef ini bukan hanya pintar masak tetapi paham dalam mengelola makanan, paham menghadapi chase by chase di dalam dapur,” harapnya.(dian)