loading=

Relokasi SDN 12 Kuala Karang Solusi Mendesak, Mitigasi Lingkungan Mengurangi Dampak Abrasi

Relokasi SDN 12 Kuala Karang Solusi Mendesak, Mitigasi Lingkungan Mengurangi Dampak Abrasi
Kepala DLH Kubu Raya, Dedy Hidayat, menyebutkan relokasi SDN 2 di Kuala Karang menjadi solusi mendesak selain akan melakukan mitigasi lingkungan di kawasan pesisir tersebut. Foto: dian/berkatnewstv

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kubu Raya menyoroti serius dampak abrasi yang terjadi di Desa Kuala Karang, Kecamatan Teluk Pakedai, yang kini mengancam bangunan SDN 12 Kuala Karang.

Kepala DLH Kubu Raya, Dedy Hidayat, menyebutkan abrasi di wilayah pesisir tersebut telah menyebabkan rusaknya sejumlah fasilitas pendidikan dan mengancam keberlanjutan proses belajar-mengajar.

“Untuk jangka pendek, solusi terbaik adalah melakukan relokasi sarana dan prasarana sekolah, termasuk murid dan tenaga pendidik,” ujar Dedy saat ditemui di Sungai Raya, Jumat (31/10).

Menurutnya, gelombang laut yang terus meningkat membuat kawasan Kuala Karang semakin rentan terhadap abrasi. Jika tidak segera ditangani, ia khawatir abrasi akan terus meluas dan mengikis daratan di bibir laut lepas.

“DLH Kubu Raya akan membuat rencana kegiatan penanaman pohon di sepanjang pinggiran lahan yang terkena abrasi, dan kami akan berkoordinasi dengan Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Kubu Raya,” tambahnya.

Lebih lanjut, Dedy menjelaskan pentingnya pemetaan lokasi terdampak untuk memastikan status lahan — apakah berada di kawasan hutan atau Hak Pengelolaan Lahan (HPL). Langkah ini diperlukan guna memperkuat koordinasi lintas sektor antar instansi, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.

Baca Juga:

“Ini akan segera kita tindak lanjuti dan komunikasikan. DLH akan bekerjasama dengan KPH agar rencana program penanganan ini berjalan sinergis,” terangnya.

Dalam jangka panjang, Dedy menilai program pemulihan lingkungan harus difokuskan pada penanaman pohon endemik pesisir yang kuat terhadap hempasan ombak.

“Jenis pohon yang kita rekomendasikan antara lain api-api, jambu-jambuan, dan mahang, karena tanaman ini sudah terbukti tahan dan mampu mengurangi dampak abrasi,” jelasnya.

Selain penanaman pohon, DLH Kubu Raya juga tengah mempertimbangkan pembuatan pemecah ombak (breakwater) atau sistem blok alami, serta penanaman bakau terpadu di sepanjang garis pantai Kuala Karang.

“Kami juga akan mengkomunikasikan hal ini lebih lanjut dengan KPH Kubu Raya,” ungkap Dedy.

Ia mengimbau masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam upaya menjaga lingkungan pesisir.

“Peran masyarakat sangat penting, tidak hanya menanam tapi juga merawat. Untuk titik-titik yang berpotensi longsor parah, kita bisa buat barau sebagai penahan daratan agar tidak ambruk,” tutupnya.(dian)