Pontianak, BerkatnewsTV. Sebanyak 19 siswa dan satu orang guru SDN 12 di Kecamatan Benua Kayong Kabupaten Ketapang diduga keracunan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (23/9) pukul 11.30 wib belasan murid itupun segera dilarikan ke RSUD dr Agoesdjam Ketapang guna penanganan lebih lanjut oleh pihak medis.
Pihak Yayasan Adinda Karunia Ilahi Ketapang, pengelola dapur MBG di sekolah tersebut angkat bicara soal video yang telah viral dan beredar luas di sejumlah platform dunia maya. Dan, menimbulkan efek negatif dari setiap nitijen.
Menurut Hefni Mualana Pengelola Yayasan Adinda Karunia Ilahi dari 200 lebih paket MBG yang didistribusikan pada saat itu, hanya belasan siswa yang diduga keracunan makanan ia pun menyayangkan kenapa ada satu guru yang ikut mengkonsumsi makanan tersebut.
“Kenapa ada guru juga yang diduga mengalami keracunan, sedangkan paket yang dibagikan itu sudah pas untuk seluruh jumlah siswa di sekolah tersebut,” jelasnya, saat konfrensi press di Pontianak, Rabu (24/9).
Hefni menjelaskan pada saat kejadian tersebut, pihak sekolah mengklaim kalau ada makanan bermenu ikan, sayur dan nasi dari MBG untuk SDN 12 ada yang berlendir.
Baca Juga:
- Murid SD Keracunan Makan Bergizi Gratis Berbau
- Murid Muntah-Muntah, Makanan Bergizi Gratis Diusulkan Sistem Prasmanan
“Tetapi faktanya dari penerima manfaat MBG yang kita layani ada 20 sekolah dengan total siswa sebanyak 3.474 dan tidak ada keluhan. Aneh juga ya kenapa hanya belasan siswa saja kalau mengalami keracunan makanan, pada saat itu,” bebernya.
Ia juga merasa aneh kenapa kejadian tersebut hanya dialami satu sekolah. Sedangkan 19 sekolah dihari yang sama tidak ada kendala baik secara teknis pendistribusian maupun konsumsi makanan.
“Aman tidak ada gejala keracunan dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Meskipun begitu pihaknya tetap bertanggungjawab atas peristiwa dugaan keracunan makanan ini bahkan pihaknya menjamin hingga siswa-siswa tersebut pulih total.
“Dan hasil uji laboratorium yang diambil dari sample sekolah dan sampel di dapur hasilnya aman. Tetapi memang surat dari Dinkes setempat dan BPOM yang belum keluar,” terangnya.
Dan, Hefni pun juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas kejadian tersebut untuk kedepannya akan lebih selektif dan lebih berhati-hati. (dian)