Pontianak, BerkatnewsTV. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalbar mendapat perhatian khusus dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Hanif Faisol Nurofiq yang datang dan meninjau langsung kondisi di lapangan.
Hanif bersama Gubernur Kalbar, Kepala BNPB RI, Kepala BMKG RI terbang menggunakan helikopter melihat langsung karhutla yang terjadi di beberapa daerah di Kalbar.
Alhasil, Hanif menilai Kalbar sebagai salah satu wilayah dengan risiko karhutla terbesar di Indonesia. Apalagi, Kalbar memiliki luas lahan gambut sebesar 2,7 juta hektare dari total luas wilayah Kalbar yang mencapai 14,7 juta hektare. Lahan gambut ini sangat rentan memicu terjadinya karhutla yang kerap terjadi saban tahun.
“Kami lihat gerakan petanya terjadi di kawasan hidrologis dan kawasan hutan produksi. Jadi memang terjadi pengeringan karena ada kegiatan bergaya hutannya sehingga kampungnya mengering. Saat musim panas, sedikit saja akan menjadi potensi karhutla. Ini yang terjadi di Kalbar,” ungkap Hanif saat konfrensi pers, Jumat (1/8).
Sehingga jangan heran Kalbar saat ini menempati posisi teratas sebagai provinsi dengan potensi terbesar terhadap luasnya karhutla secara nasional.
“Secara teknis, dari data yang ada dan dilaporkan ke kami, Kalimantan Barat sementara ini menjadi provinsi dengan potensi terbesar dari luasan karhutla di tingkat nasional,” tegasnya.
Baca Juga:
Ia sebutkan masalah karhutla di Kalbar telah disampaikan langsung kepada Presiden Prabowo dalam rapat terbatas yang dihadiri oleh sejumlah menteri dan pejabat tinggi negara.
“Ini secara sistematis kami laporkan langsung ke Bapak Presiden. Tadi kebetulan ada rapat terbatas, termasuk dengan kami, dan kami sudah laporkan,” tambahnya.
Salah satu upaya penanggulangan karhutla di Kalbar tidak hanya dilakukan melalui pemadaman darat, tetapi juga melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau penyemaian awan (cloud seeding) untuk menciptakan hujan buatan.
“Tadi disampaikan oleh dari BMKG, di beberapa lokasi sudah mulai turun hujan dari kegiatan sonding atau penyelenggaraan hujan. Upaya-upaya di lapangan tentu kita barengi dengan pasukan darat,” tambahnya.
Menurutnya, keberhasilan upaya ini juga ditentukan oleh keterlibatan aktif masyarakat dan intensitas sosialisasi.
“Yang sejatinya juga sangat penting adalah melakukan sosialisasi lebih intens. Ini penting sekali untuk daerah-daerah seperti Kalimantan Barat,” ujarnya.(ebm)