Kubu Raya, BerkatnewsTV. Lahan Baku Sawah (LBS) di daerah produksi padi mengalami kemerosotan hingga 17,6 persen dari 34 ribu Ha, kini LBS produktif ini menjadi 28 ribu Ha yang masih aktif dikelola para Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kubu Raya.
Penurunan Lahan Baku Sawah di Kubu Raya ini pun diprediksi dengan berbagai faktor seperti perubahan alih fungsi lahan, peralihan profesi tani dan semakin bertambahnya pembangunan properti perumahan di kawasan penduduk.
Bupati Kubu Raya Sujiwo mengakui kemerosotan lahan padi ini merubah stigma daerah Kubu Raya sebagai lokasi lumbung pangan di lima tahun lalu. Kendatipun, semakin menyempitnya lahan khusus padi ini, pihaknya bersama DPRD Kubu Raya akan memetakan daerah khusus lahan pangan.
“Seperti tadi yang kita dengar dari pak Presiden mempunyai impian yang besar. Dan pemaparan dari Menteri pertanian, kita sudah surplus. Nah, satu sisi Kubu Raya mengalami kemerosotan di sinilah tantangannya,” ucapnya usai panen raya padi serentak di 14 Provinsi bersama Presiden RI Prabowo Subianto secara daring di Dusun Banjar Baru Desa Parit Baru Kecamatan Sui Raya, Senin (7/4).
Dari pertemuan daring bersama Presiden RI Prabowo profesi tani telah menjanjikan nilai ekonomi untuk masyarakat petani sebab secara nasional harga gabah atau beras lokal hasil panen bernilai sebesar Rp 6.500. Sujiwo pun berjanji akan mempersiapkan saran dan prasarana khusus sektor pertanian ini.
“Dari tenaga penyuluhnya, Alsintan, benih atau bibit padi, lahan, pertisida dan lain sebagainya. Insyaallah, saya bersama Forkopimda melakukan penataan aktivitas pertanian menjadi betul-betul ada jaminan masa depannya,” terangnya.
Baca Juga:
- Lahan Sawah Masuk Kawasan Hutan
- Dua Kecamatan Dapat Bantuan Optimalisasi Lahan Pertanian dari Kementan
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kubu Raya, Awaluddin menyampaikan panen raya kali ini di hamparan seluas 248 Ha, panen padi ini pun juga bagian lahan yang terakhir dari 28 ribu lahan produktif padi.
“Lepas lebaran Idulfitri baru menyemai benih untuk mengejar musim tanam gadu. Kita berharap dengan adanya program pemerintah, yang masif di sektor pertanian dapat mendorong peningkatan perluasan tanam,” ujarnya.
Awaluddin menyebut lahan 248 Ha merupakan hasil pengelolaan dari Poktan Mandiri Abadi dengan jenis padi yang ditanam pun beraneka ragam.
“Ada Ciherang, Inpari 32 bahkan ada padi hitam, yang sedang dikembangkan karena sangat baik untuk kesehatan. Padi hitam ini mengandung kadar gula lebih rendah dari jenis padi lainnya. Dan apabila dijual harganya juga lebih tinggi sekitar Rp 25 ribu/kilo,” tuturnya.
Wakil Ketua DPRD Kubu Raya Jainal Abidin menyatakan dahulunya Kubu Raya sebagai penyuplai lumbung pangan di nomor urut kedua di Kalbar. Stigma positif ini akan dikembalikan usai disusun RPJMD bersama pihak eksekutif, yang dimana program-program ketahanan pangan akan dimasifkan.
“Tentu kebijakan dari kepala daerah serta regulasi akan menjaga lahan-lahan pertanian ini. Jangan sampai tergerus oleh maraknya pembangunan property dan pembukaan lahan perkebunan sawit. Nah ini harus kita jaga nih,” tegasnya.(dian)