loading=

Cerita Inspirasi, Perjuangan Anas Melawan Kanker Payudara

Cerita Inspirasi, Perjuangan Anas Melawan Kanker Payudara
Berbagi pengalaman perjuangan para penderita kanker untuk melawan penyakit yang dideritanya di Hari Kanker se-Dunia, Selasa (4/2). Foto: egi

Pontianak, BerkatnewsTV. Kanker payudara salah satu penyakit yang ditakuti kaum hawa. Efek terhadap tubuh sangat mempengaruhi imunitas yang dapat menyebabkan pada kematian. Namun, ternyata para penderita kanker payudara di Pontianak tidak putus asa. Mereka terus berjuang untuk melawan penyakit yang dideritanya.

Salah satunya yang dilakukan Anas Suhartini menjalani pengobatan di Rumah Sakit Soedarso. Ia menceritakan bahwa pelayanan medis yang diterimanya sangat membantunya bertahan melawan kanker.

“Sejauh ini, pelayanan di Rumah Sakit Sudarso yang kami dapatkan sangat-sangat membuat kami bertahan. Setidaknya dengan izin Allah SWT, kami diberikan pelayanan yang luar biasa, tidak hanya secara medis, tetapi juga motivasi yang sangat penting bagi kami untuk bisa berjuang dan bertahan,” ungkap Anas saat berbagi pengalaman di Hari Kanker se-Dunia di Pontianak, Selasa (4/).

Anas bercerita bahwa awalnya ia dan rekan-rekan sesama penderita kanker merasa takut dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mereka seringkali mencari informasi secara pribadi dan menganggap kanker sebagai penyakit yang mematikan.

Namun, setelah mendapatkan edukasi yang tepat dari pihak medis, serta bergabung dalam grup dukungan yang dibentuk oleh tim medis Rumah Sakit Sudarso, ia merasa lebih kuat.

“Kami merasa bersatu, saling memotivasi, dan berbagi informasi yang penting tentang kanker. Inilah yang membuat kami kuat,” tambahnya.

Anas juga mengungkapkan bagaimana prosesnya melawan kanker payudara mulai dari pengobatan, terutama kemoterapi, sangatlah berat dan penuh perjuangan. “Saya sudah menjalani kemoterapi selama hampir dua tahun, dengan total 26 sesi. Tentu saja, ini adalah perjuangan yang sangat berat, namun kami tidak bisa berjuang sendiri.

Baca Juga:

Kami membutuhkan dukungan dari keluarga, teman, dan juga tenaga medis yang selalu mendampingi kami,” ungkap Anas.

Salah satu efek samping yang dirasakannya saat berupaya melawan kanker payudara adalah kerontokan rambut yang membuatnya kehilangan rasa percaya diri. “Efek kemoterapi sangat luar biasa, bukan hanya rambut yang rontok, tetapi juga bulu mata dan alis. Saat itu saya merasa tidak percaya diri untuk bertemu dengan orang-orang di sekitar saya,” ujarnya.

Namun, meskipun menghadapi tantangan tersebut, Anas tetap merasa bersyukur. “Alhamdulillah, saya bisa berdiri di sini lagi. Jangan takut ketika kita divonis kanker atau harus menjalani kemoterapi. Semuanya akan indah pada waktunya,” ujarnya.

Ketika ditanya mengenai awal mula terdeteksinya kanker, Anas mengungkapkan bahwa ia pertama kali merasakan gejala pada tahun 2021, namun mengabaikannya.

“Awalnya saya merasa ada sesuatu yang mengganggu, namun saya abaikan. Baru setelah memeriksakan diri ke dokter, saya tahu bahwa itu adalah tumor yang kemudian berkembang menjadi tumor ganas,” jelasnya.

Anas menekankan pentingnya kesadaran untuk selalu memeriksa kondisi tubuh. “Pesan saya adalah agar kita selalu aware dengan kondisi tubuh kita, terutama jika ada perubahan seperti benjolan atau hal lainnya. Jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter,” tuturnya.

Dalam acara tersebut, Anas turut mengajak semua wanita untuk tidak takut berbicara tentang kesehatan mereka, terutama terkait kanker payudara, dan untuk selalu mendekatkan diri pada Allah SWT dalam menghadapi cobaan hidup ini.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Rumah Sakit Soedarso Pontianak, kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak ditemukan di Kota Pontianak. Pada tahun 2023, sekitar 35% dari total kasus kanker yang tercatat di rumah sakit tersebut adalah kanker payudara, dengan angka penderita yang terus meningkat setiap tahunnya.(ebm)