Simulasi Tungsura Pilkada, KPPS Wajib Kuasai Teknis

Simulasi Tungsura Pilkada, KPPS Wajib Kuasai Teknis
KPU Kubu Raya simulasikan pemungutan dan penghitungan suara (Tungsura) Pilkada, Minggu (17/11). Foto: dian

Kubu Raya, BerkatnewsTV. KPU Kubu Raya lakukan simulasi pemungutan dan penghitungan suara,Tungsura Pilkada.

Simulasi tungsura pilkada yang disaksikan oleh para anggota KPPS dan PPS ini bertujuan untuk memberi pemahaman mekanisme pencoblosan sekaligus melayani pemilih berkebutuhan khusus dan upaya mengetahui hasil partisipasi masyarakat di TPS.

Ketua KPU Kubu Raya Kasiono menekankan petugas tingkat bawah yakni KPPS wajib menguasai teknis pemungutan suara kemudian bekerja sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan KPU RI.

“Karena di Pilkada ini pemilih jumlahnya sangat banyak sekitar 508 di TPS. Di sinilah mereka dapat melihat jumlah pemilih besar atau kecil,” ucapnya saat simulasi Tungsura, Minggu (17/11).

Selain itu, Kasiono menginginkan KPPS dapat mengnavigasi cuaca pada saat hari pencoblosan nanti. Dicontohkannya, ketika terjadi cuaca ektrem seperti banjir, hujan deras disertai angin hendaknya KPPS berkoordinasi dengan Panwascam untuk menggeser lokasi TPS agar proses pencoblosan tetap berlanjut.

Baca Juga:

“Di simulasi inilah kita optimalkan, supaya waktu yang tinggal 10 hari ini dapat maksimal,” jelasnya.

Dikatakannya, KPPS dalam simulasi ini, juga dapat menjadi pendamping bagi pemilih yang tergolong tuna netra dengan mengisi formulir pendamping (c-pendamping KWK).

Sedangkan para pemilih dalam bilik suara tidak diperkenankan untuk mendokumentasikan pilihannya maupun memberi catatan pada surat suara.

“Terkait dengan pemilih penyandang disabilitas, bumil, dan lansia mendapatkan prioritas atas persetujuan pemilih. Misalnya, penyandang disabilitas, bumil, dan lansia ini mendapat nomor antrian 10 ada warga biasa pemilih nomor antrian 9 maka didahulukan bumil dan lansia ini,” tambahnya.

KPU pun memprediksi angka partisipasi masyarakat untuk penyelenggaraan Pilkada 2024 akan alami kenaikan. Semua itu kata Kasiono seberapa besar dampak sosialisasi pihaknya ke masyarakat, kemudian dampak pendekatan para paslon ke masyarakat.

“Kalau di tahun 2018 lalu sekitar 76 persen. Semoga partisipasi masyarakat di Pilkada ini melebihi dari tahun 2018 lalu,” harapnya. (dian)