Warga Entikong Kirim Surat ke Prabowo Keluhkan Pembangunan

Warga Entikong Kirim Surat ke Prabowo Keluhkan Pembangunan
Raden Nurdin menunjukan surat keluhannya yang akan dikirimkan kepada Presiden Prabowo Subianto yang berisikan tentang kondisi perekonomian di perbatasan RI - Malaysia. Foto: pek

Sanggau, BerkatnewsTV. Seorang warga Entikong di Kabupaten Sanggau kirim surat ke Presiden RI Prabowo Subianto untuk menyampaikan keluhannya terhadap kondisi perekonomian di perbatasan.

“Dengan pemerintahan baru dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo ini diharapkan kami masyarakat perbatasan mendapatkan pembangunan yang menyentuh langsung,” kata tokoh pemuda Entikong, Raden Nurdin diwawancarai, Jumat (8/11).

Warga yang kirim surat ke Prabowo itu juga menyebutkan, Entikong setelah dibangun fisiknya oleh pemerintah pusat tapi untuk kegiatan ekonominya masih jauh dari harapan. Sehingga masyarakat tidak mendapatkan manfaat dari pembangunan fisik border yang sudah dibangun.

Tak hanya itu, lapangan pekerjaan untuk masyarakat perbatasan menurutnya juga masih jauh dari harapan. Masyarakat diakuinya masih sulit mendapatkan pekerjaan.

“Harapan kami masyarakat perbatasan ada sebuah kebijakan dari pemerintah pusat yang menyentuh langsung masyarakat perbatasan,” ujarnya.

Baca Juga:

Ia memberi contoh bagaimana menyejahterakan masyarakat perbatasan. Misalnya dengan mengaktifkan pasar Entikong. Kalau bisa beri kemudahan bagi warga Malaysia untuk berbelanja di pasar Entikong.

“Kalau kita berharap dengan warga Entikong saja saya rasa sangat kurang karena memang perekonomian masyarakat Entikong sedang tidak baik-baik saja. Tapi kalau warga Malaysia yang masuk dan berbelanja di tempat kita saya rasa menguntungkan masyarakat kita,” terangnya.

“Kendala yang dihadapi warga Malaysia ke Entikong itukan harus pakai Paspor, nah kalau bisa ada kebijakan Pemerintah pusat untuk tidak mempersulit, misalnya hanya dengan KTP saja,” sambungnya.

Ia juga menyoroti Terminal Barang Internasional (TBI) atau dry port yang dibangun dengan anggaran miliaran rupiah namun belum difungsikan.

“Kami minta dry port itu diaktifkan agar perekonomian masyarakat ada pergerakannya. Kemudian kami minta dibangun jalan khusus dari TBI ke pintu gerbang border. Kami juga berharap kebijakan soal barang yang selama ini menggunakan KLB, kalau bisa dipermudah aturannya dengan kebijakan khusus, terutama untuk mempermudah pedagang-pedagang kecil,” harapnya. (pek)