Penguatan Aparatur Desa Tidak Dibahas di Debat Pilkada Sanggau

Penguatan Aparatur Desa Tidak Dibahas di Debat Pilkada Sanggau
Sekretaris Dinas PM dan Pemdes Sanggau Eddy Santana mengaku kecewa Penguatan aparatur desa tidak menjadi salah satu isu sentral yang dibahas dalam debat publik pilkada Sanggau yang akan berlangsung nanti malam.

Sanggau, BerkatnewsTV. Penguatan aparatur desa tidak menjadi salah satu isu sentral yang dibahas dalam debat publik pilkada Sanggau yang akan berlangsung nanti malam.

Kondisi ini mengundang kekecewaan dari sejumlah pihak lantaran aparatur desa dinilai sangat penting.

“Ada sedikit kekecewaan kami karena tidak diangkatnya tema mengenai penguatan kapasitas aparatur Desa dalam debat kali ini,” kata Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPM Pemdes) Kabupaten Sanggau Eddy Santana, diwawancarai, Rabu (6/11).

Padahal menurut dia, ditengah gemuruh perubahan yang terus terjadi, akankah desa bisa tetap bertahan tanpa perubahan yang sepadan? Bagaimana dengan para aparatur Pemerintah Desa, mereka yang menjadi penopang roda dess?.

“Terutama di era digital yang menuntut segalanya serba cepat dan transparan. Kami memandang bahwa karena perubahan yang cepat itu, kebutuhan peningkatan kapasitas aparatur Desa menjadi lebih mendesak,” ujarnya.

Eddy menilai seiring dengan adanya alokasi dana desa yang besar, pemerintah desa kini memiliki peran yang lebih kompleks dari sekadar menjalankan kegiatan rutin desa.

Baca Juga:

“Dana desa bila dikelola dengan tepat, dapat menjadi motor penggerak pembangunan desa yang signifikan. Oleh karena itu, penguatan aparatur desa menjadi penting untuk membangun suatu negara dimulai dari pembangunan desanya,” ucapnya.

Menurutnya, aparatur desa sebagai penggerak utama dalam pelayanan masyarakat, harus siap dan tanggap dalam menghadapi berbagai tantangan baru.

Tak hanya soal administrasi, mereka kini juga perlu paham soal teknologi, tata kelola keuangan yang baik, hingga kebijakan publik yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan

“Bayangkan jika kepala desa atau perangkat desa hanya paham soal-soal dasar pemerintahan saja, tanpa kemampuan baru seperti memahami regulasi kompleks, menggunakan perangkat digital untuk pelayanan, atau bahkan berinovasi di bidang ekonomi. Nah, inikan menjadi persoalan,’ ungkapnya.

“Bisa jadi desa yang dipimpinnya akan tertinggal jauh, bahkan semakin sulit untuk bangkit. Peningkatan kapasitas aparatur desa sebenarnya adalah investasi jangka panjang untuk desa itu sendiri,” sambung dia.

Dengan memiliki aparatur yang kompeten, pelayanan kepada masyarakat akan menjadi lebih baik, program pembangunan desa akan lebih terarah. Dan tentu saja transparansi dalam pengelolaan dana desa bisa lebih terjamin.

“Harapan kami, debat Cakada malam ini nanti juga menyinggung pembahasan bagaimana penguatan aparatur desa dan kebijakan pemerintah daerah untuk mendorong desa yang kuat dan mandiri,” pungkasnya.(pek)