Sanggau, BerkatnewsTV. Aksi balap liar sedang marak terjadi di arena komplek Sabang Merah kelurahan Bunut.
Kejadian ini diungkapkan Camat Kapuas, Laurianus Yoka ketika rapat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan belum lama ini.
Ia mengaku telah sering mendapat keluhan dari warga sekitar yang mengkhawatirkan aksi balap liar tersebut.
“Bahkan ada warga yang meminta agar mereka diberikan kewenangan untuk menindak para pelaku. Bahkan sampai ada warga yang mau main hakim sendiri. Saya bilang ke warga tidak boleh. Kami minta agar warga setempat mengaktifkan kembali siskamling untuk mencegah terjadinya aksi balap liar. Warga sampai geram karena ada ibu-ibu warga setempat yang keluar malam ditabrak sama mereka yang balap liar,” ujarnya.
KBO Satlantas Polres Sanggau Ipda Erfan Yudi Asmara, mengaku aksi balap liar tidak hanya terjadi di area Sabang merah tapi ada dua lokasi lain.
“Pertama Sabang merah. Lokasi ini memang paling sering. Kedua, di GOR arah jalan menuju Dokuk, dan ketiga di Ilir kota,. Mereka itu startnya di lampu merah muter di depan Puskesmas Tanjung Sekayam. Dan aksi itu mereka lakukan biasanya pada saat salat magrib,” ungkapnya.
Erfan meyakini bahwa pelaku balap liar di Ilir Kota bukan lah orang yang tinggal di Kota Sanggau.
“Kalau kami lihat wajah-wajahnya itu mereka memang ada di Sanggau tapi bukan orang Sanggau. Mereka hanya orang-orang yang bekerja di Sanggau. Untuk pelaku yang di Sabang merah dengan di GOR rata-rata anak-anak yang masih sekolah, ada yang sudah tamat atau mungkin berhenti sekolah,” bebernya.
Baca Juga:
Erfan mengaku mengalami kesulitan melakukan penertiban dikarenakan para pelaku balap liar memiliki mata-mata yang sengaja dipasang untuk melihat pergerakan petugas.
“Kalau kami mau bergerak, mereka itu susah ancang-ancang mau berhenti. Begitu kami datang mereka sudah bubar. Mereka sudah pasang mata-mata untuk memantau petugas, mereka tinggal telepon ke kawan-kawannya,” ungkapnya.
Pelaku balap liar yang usia pelajar diakui Erfan beberapa kali diamankan petugas.
“Tindakan yang kami ambil, kami angkut bawa ke Polres, tilang motornya, kami tahan dan orang tuanya wajib datang ke Polres. Untuk mengeluarkan kendaraannya kami tidak bisa nahan lama-lama karena sekarang ada tilang online. Mereka punya hak bayar ke bank, setelah di bayar kami tidak berhak menahannya, tapi dengan syarat kita buat surat perjanjian yaitu melepas knalpot brongnya dan mengganti dengan yang standar, tapi seminggu kemudian kembali lagi mereka pakai knalpot itu, yang ketangkap ya itu lagi, sampai ada orang tua yang nyerah,” cerita Erfan.
Erfan menegaskan bahwa aksi balap liar tidak bisa hanya dilakukan penertiban oleh petugas saja tapi juga kepedulian seluruh masyarakat dan orang tua.
“Kami mohon kepada para orang tua, terutama yang anaknya masih sekolah untuk diingatkan, karena banyak yang kita amankan itu masih SMP, dan SMA bahkan ada yang SD,” bebernya.
Erfan berharap orang tua lebih berperan aktif mengingatkan anak-anak untuk tidak melakukan aksi balap liar.
“Inikan aksi yang sangat berbahaya, tidak hanya bagi si anak tapi juga bagi orang lain. Saya minta dengan hormat agar para orang tua ingatkan anak-anaknya,” pungkasnya.(pek)