loading=

Inflasi Kalbar Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Diperkirakan Capai 5,4 Persen

Inflasi Kalbar Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Diperkirakan Capai 5,4 Persen
Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalbar NA Anggini Sari bersama Pj Gubernur Kalbar dan forkompinda saat Kapuas Economic Forum (KEF) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalbar, Rabu (16/10).

Pontianak, BerkatnewsTV. Perwakilan Bank Indonesia Kalbar memperkirakan pertumbuhan ekonomi atau inflasi Kalbar sepanjang tahun 2024 dapat mencapai di angka 5,4 persen.

“Peningkatan ekonomi Kalbar ini didorong oleh investasi serta konsumsi rumah tangga, seiring dengan membaiknya kinerja sektor-sektor usaha utama di wilayah ini termasuk sektor pertanian, perkebunan, dan industri pengolahan yang mengalami peningkatan didukung oleh penambahan pabrik CPO serta harga jual yang lebih tinggi,” ungkap Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalbar NA Anggini Sari saat Kapuas Economic Forum (KEF) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalbar, Rabu (16/10).

Menurutnya, perekonomian Kalbar saat ini juga disertai stabilitas yang kuat, dengan tingkat inflasi yang stabil dan terkendali.

Hal ini merupakan hasil sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta para pemangku kepentingan yang telah berhasil meningkatkan produksi pangan, menjaga permintaan dan daya beli masyarakat serta memperbaiki kondisi distribusi dan logistik.

“Inflasi di Kalbar pada tahun 2024 diproyeksikan tetap berada dalam kisaran sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen, didukung oleh sinergi kuat dalam berbagai upaya pengendalian inflasi, terutama inflasi pangan, melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan,” imbuhnya.

Baca Juga:

Anggini menuturkan, keberhasilan pengendalian inflasi di Kalbar juga tercermin dari sejumlah penghargaan yang diterima. TPID Provinsi Kalbar yang telah meraih insentif fiskal atas kinerja pengendalian inflasi pada tahun 2024.

Apalagi tambah Anggini, pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2024 berada dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Dengan perkiraan optimis pada angka 5 persen.

Demi mendorong pencapaian tersebut, berbagai langkah perlu terus diperkuat. Baik dari sisi permintaan maupun penawaran.

“Penguatan kebijakan reformasi struktural menjadi prioritas utama untuk meningkatkan produktivitas dan memperkokoh struktur ekonomi. Khususnya pada sektor-sektor dengan potensi besar dalam penyerapan tenaga kerja dan nilai tambah yang tinggi,” paparnya.

Untuk wilayah Kalimantan Barat, lanjut dia, setelah mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat larangan ekspor bauksit mentah pada tahun 2023, perekonomian di wilayah ini menunjukkan pemulihan yang positif pada tahun 2024.(egi/tmb)