Pontianak, BerkatnewsTV. Titik kulminasi matahari tepat pukul 11.35 WIB dimana matahari berada di atas titik nol derajat garis lintang dan bujur bumi. Dan setiap objek yang berada di bawahnya tidak memunculkan bayangan.
Fenomena itu disebut kulminasi matahari yang diperingati pada Sabtu (21/9) di Tugu Khatulistiwa.
Berbagai agenda dilaksanakan, mulai dari hiburan pertunjukan seni, pengamatan astronomi, launching logo Hari Jadi ke-253 Pontianak hingga mendirikan telur.
“Antusias masyarakat sudah tinggi karena sudah gaung nasional. Tapi kita akan evaluasi terus demi perbaikan supaya lebih inovatif dan kreatif,” kata Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian usai menghadiri peringatan Titik Kulminasi Matahari, Sabtu (21/9).
Ani Sofian menyebut, perlunya kolaborasi dengan banyak sektor untuk menambah semarak kegiatan. Selain itu pihaknya berencana untuk meningkatkan kualitas infrastruktur kawasan Tugu Khatulistiwa agar lebih memikat wisatawan.
“Sekarang sudah ada beberapa yang selesai direhab. Nanti ke depan tentu akan menjadi magnet bagi wisatawan, rencananya dibangun juga planetarium, penghijauan serta penataan pedagang di kawasan ini,” jelasnya.
Puncak titik kulminasi ini pernah terpilih sebagai Kharisma Event Nusantara (KEN) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), semakin menambah antusias masyarakat. Ani Sofian menyambut baik antusias masyarakat sudah tinggi karena sudah gaung nasional.
“Tapi kita akan evaluasi terus demi perbaikan supaya lebih inovatif dan kreatif,” imbuhnya.
Baca Juga:
Kepala Disporapar Kalbar Windy Prihastari menilai potensi wisata dapat dioptimalkan akan menambah pemasukan daerah serta menarik minat investor untuk datang dan berinvestasi di Kota Pontianak. Salah satunya yang dicontohkan adalah maraknya warung kopi.
“Manfaat pariwisata ini yang pertama sebagai pemasukan, kedua sosial budaya. Event ini digabungkan dengan ekraf dan budaya,” kata Windy setelah menyerahkan Dana Event Daerah sejumlah Rp100 juta kepada Pemkot Pontianak.
Ia berharap, meski rangkaian acara menggabungkan budaya modern, namun hal itu tidak menghilangkan budaya lokal. Perpaduan hal kekinian dengan adat istiadat akan menambah khasanah budaya dan sejarah serta kepariwisataan.
“Fashion show tetap menonjolkan pakaian khas nusantara, khususnya lokal di Kota Pontianak. Dengan begini akan memberikan peluang usaha kepada seniman,” ujarnya.(ebm)