Kubu Raya, BerkatnewsTV. Praktik bullying atau perundungan di dunia pendidikan menjadi hal yang dapat diatasi bagi Sekolah Dasar Negeri 9 Sungai Raya.
Metode pendekatan kepada siswa dan orang tua siswa menjadi salah satu kunci dalam menghentikan aksi perundungan dikalangan murid-murid sekolah.
Demikian judul ‘meningkatkan rasa empati peserta didik untuk mencegah praktik perundungan di sekolah’ adalah bagian dari riset praktik guru SDN 9 Sui Raya.
Untuk menjadi tenaga didik profesional, SDN 9 Sui Raya menyiapkan 10 judul lainnya yang dilombakan dalam bentuk penulisan best practice dan hasil risetnya langsung dikemukakan oleh peserta lomba tenaga didik SDN 9 Sungai Raya.
Kepala SD Negeri 9 Sui Raya, Sri Priyantinah Listiyanti menyatakan kendatipun masalah perundungan bersifat mencolok belum pernah terjadi, pihaknya telah jauh hari mempersiapkan untuk mengatasi hal tersebut.
Menurutnya, pelaku bullying memiliki latar belakang yang kurang perhatian dari kedua orang tuanya.
Baca Juga:
“Berangkatnya dari keluarga itu sendiri. Karena tidak mendapatkan kasih sayang yang seutuhnya dan berujung melakukan kenakalan-kenakalan yang menjurus kearah bullying. Sedangkan korbannya biasanya anak-anak yang pendiam, ekonomi dibawah, hasil belajar dibawah rata-rata ini korbannya lemah-lemah seperti itu,” tuturnya usai membuka lomba penulisan best practice, Jumat (6/9).
Dalam riset itu, kata Listiyanti peserta lomba menyampaikan dalam bentuk tulisan cara menangani sekaligus pencegahan bullying. Karena bullying bersifat kompleks tidak hanya dari sisi pelaku, korban, namun ekspolernya sampai ke latar belakang keluarga pelaku bullying. Pentingnya antisipasi sejak dini, Listiyanti juga telah melaksanakan kelas khusus orang tua murid.
“Sebelum ini, sudah ada seminar parenting untuk orang tua siswa. Agar pola asuh orang tua dengan kita disini nyambung,” imbuhnya.
Sementara lomba penulisan best practice bagian dari rangkaian memperingati HUT RI ke 79. Dari berbagai kegiatan lomba yang sudah digelar olehnya karya tulis seperti ini dipilih diakhir-akhir agenda.
Sebagai pemimpin yang keenam dari dibentuknya sekolah ini, Listiyanti menginginkan perlombaan bukan hanya sekadar hiburan semata namun membentuk tenaga didik yang handal dan memiliki publik speaking yang baik didepan umum.
“Di sini (lomba penulisan best practice) ada upaya kita untuk meningkatkan nilai raport pendidikan sekolah. Walaupun secara umum raport pendidikan sudah bagus tetapi ada hal-hal yang perlu kita tingkatkan. Seperti peningkatan kualitas guru, salahsatunya mengadakan lomba berbagi praktek baik,” tuturnya.
Listiyanti berharap langkah kebijakan yang telah diambilnya ini menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain, selain efektif juga mampu meningkat nilai e-Kinerja guru itu sendiri.(dian)