Pontianak, BerkatnewsTV. Kurir narkoba yang membawa 38 ribu pil ekstasi dan 500 gram sabu ke Kalbar telah diangkut ke Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan intensif.
Kurir narkoba ini merupakan warga Sambas yang ditangkap Satgas Pamtas RI – Malaysia Yonkav 12/BC saat hendak menyelundupkan 38 ribu pil ekstasi dan 500 gram sabu pada Sabtu (24/8).
Operasi penggagalan itu dijalankan dalam 2 tahap penyergapan. Operasi pertama di Kumba Semunying, Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang pada Sabtu (24/8).
Dengan barang bukti 9 ribu butir ekstasi dan pil Happy Five serta 500 gram sabu. Satu orang kurir berhasil ditangkap.
Dari kasus pertama dilakukan pengembangan. Alhasil, di operasi kedua dalam kurun waktu tidak lama, Satgas Pamtas kembali berhasil gagalkan 29 ribu pil ekstasi di wilayah Pos Koki Perbatasan Jagoi Babang – Malaysia.
“Iya benar, dilakukan pemeriksaan di Jakarta,” tegas Danrem 121/ ABW selaku Dankolakops Wilayah Kalbar Brigjen TNI Luqman Arief saat konfrensi pers, Jumat (30/8).
Diduga kuat kurir narkoba ke Kalbar ini terlibat dalam jaringan bandar narkoba terbesar di Indonesia. Apalagi, dikabarkan kurir tersebut telah beberapa kali menyelundupkan narkoba dari Malaysia lewat jalur tikus yang ada di Kalbar.
Baca Juga:
- Informasi Tim Radar Embrio Antinarkoba Bantu Satgas Pamtas Gagalkan Sabu 6,3 Kg
- Radar Embrio Antinarkoba. Awasi, Laporkan dan Gagalkan di Bengkayang
“Menurut informasinya dia sudah sering kali. Tapi kali ini berhasil kita tangkap,” tambah Luqman Arief.
Luqman juga menduga jaringan narkoba ini tidak terlepas dari keterlibatan napi yang ada di Lapas.
“Memang yang saya dengar informasinya ada keterlibatan napi Lapas yang mengendalikan. Cuma saya harus mengungkapkan fakta dan pendalaman lagi. Mereka di Lapas ini mencari aman karena sedang dalam proses hukum agar tidak terdeteksi,” terangnya.
Luqman Arief melihat ada kelompok besar narkoba yang bermain dalam kasus ini. Kelompok ini mencoba menyelundupkan langsung dalam jumlah yang besar melalui sektor barat. Begitu berhasil masuk, maka dilempar ke sejumlah daerah di Indonesia hingga ke Pulau Jawa.
Namun ada juga kelompok lain yang mengambil langsung narloba ke perbatasan dalam jumlah kecil. Kelompok ini hanya mengambil sesuai kebutuhan dengan pagsa pasar cukup di wilayah Kalbar.
Kelompok-kelompok ini disebutkan Luqman Arief menggunakan metode dan pola-pola baru agar tidak tertangkap personel TNI yang menjaga perbatasan.
“Akan tetapi tetap kita perketat perbatasan, tetap kita hantam jika coba-coba masuk ke wilayah Indonesia melalui Kalbar ini,” tegasnya.
Salah satu cara yang diterapkan TNI adalah merangkul elemen masyarakat lewat program Embrio Radar Anti Narkoba. “Cara ini ternyata cukup aktif karena beberapa kali penggagalan narkoba berkat informasi dari Embrio Radar Anti Narkoba,” pungkasnya.(rob)