loading=

Betangas Deteksi Dini Penyakit HIV dan AIDS

Penggagas inovasi Betangas Puskesmas Sungai Rengas dr. Fitri Yanti bersama Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya H Marijan
Penggagas inovasi Betangas Puskesmas Sungai Rengas dr. Fitri Yanti bersama Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya H Marijan

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Puskesmas Sungai Rengas merupakan Puskesmas, yang pertama berinovasi membuat program Betangas untuk deteksi dini penyakit HIV dan AIDS.

Inovasi ini diluncurkan sejak tahun 2022 lalu dan hingga sekarang, masih diterapkan. Betangas bukan hanya sekedar seremonial adat budaya suku Melayu yang apabila mau melaksanakan resepsi pernikahan. Namun betangas (Berani Tes HIV/AIDS Dengan Segera) bagian pelayanan dibidang kesehatan ditingkat Puskesmas menjadi inovasi dalam rangka mendeteksi sedini mungkin penyakit menular dilingkungan masyarakat.

Melalui Betangas inilah dapat sekaligus memotivasi pasien untuk dapat memeriksakan kesehatan bagi yang merasa beresiko terkena penyakit tersebut.

Penggagas inovasi Betangas Puskesmas Sungai Rengas dr. Fitri Yanti mengungkapkan dipilihnya inovasi Betangas bagian tolak ukurnya untuk menuntaskan penyebaran penyakit agar tidak meluas, dengan menemukan kasus-kasus HIV/AIDS sesegera mungkin, sehingga penangan juga akan lebih cepat diberikan.

Baginya hal ini bukanlah mudah, karena setiap pasien yang terkena penyakit tersebut sudah dengan disertai keluhan penyakit seperti kekebalan tubuh terhadap Penyakit menurun drastis misal sariawan berkepanjangan, gatal-gatal pada kulit yang tak kunjung sembuh, dan perubahan poster tubuh manusia yang ekstrem akibat diserang oleh penyakit dalam waktu lama.

Baca Juga:

Menurut dokter muda ini para pasien lebih banyak merahasiakan gaya hidup tidak sehat (adanya hubungan seks berisiko hingga penggunaan suntikan) sehingga diperlukankan pendekatan emosional.

“Kita tetap merahasiakan profile si pasien baik itu alamat maupun riwayat medisnya,” ucapnya usai menerima piagam penghargaan di HUT Kubu Raya ke 17, Rabu (17/7).

Dokter lulusan Universitas Yarsi Jakarta ini menerangkan dengan berjalannya waktu terdapat peningkatan jumlah kasus penyakit khusus masyarakat (PKM) dari tahun sebelumnya, dengan total 43 orang.

kendatipun demikian penanganan harus sesegera mungkin diberikan. Untuk penderita penyakit, Ia terus memberikan pengobatan dan mendorong semangat agar kehidupan pasien lebih baik kedepannya karena dibutuhkan imunitas kekebalan tubuh yang bagus agar tidak mudah terpapar penyakit yang lainnya.

“Saya berharap inovasi betangas ini dapat diterapkan di puskesmas-puskesmas untuk deteksi dini HIV dan AIDS sehingga masyarakat di Kubu Raya selalu waspada terhadap penyakit ini,” pungkasnya. (dian)