Warga Tolak Keberadaan Anak Punk. Diantaranya Berasal dari Sumatera Barat

Anak punk yang terjaring razia petugas gabungan pada Selasa (30/4) di simpang lampu merah Desa Kapur. Keberadaannya ditolak warga lantaran dianggap meresahkan apalagi diiantaranya berasal dari luar Kalbar
Anak punk yang terjaring razia petugas gabungan pada Selasa (30/4) di simpang lampu merah Desa Kapur. Keberadaannya ditolak warga lantaran dianggap meresahkan apalagi diiantaranya berasal dari luar Kalbar. Foto: dian

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Masyarakat Desa Kapur di Kecamatan Sui Raya menolak kehadiran sekelompok anak punk yang kerap terlihat di perempatan lampu merah (traffic light) di simpang empat Desa Kapur.

Kepala Desa Kapur, Fahmi membantah kalau diantara kelompok anak punk ada warga remaja setempat yang ikut dalam kelompok itu.

“Kalau mereka mengaku berdomisili di sini itu tidak benar,” tegasnya disela razia operasi penertiban pada Selasa (30/4).

Selama ini terang Fahmi, belasan anak punk ini tidak pernah mengunjungi RT setempat untuk memperlihatkan data KTP-nya. Fahmi menyebut satu diantara mereka juga tidak satupun ia kenal.

“Saya ini orang asli di sini tidak ada satupun saya kenal. Kalaulah mereka mengklaim orang lokal di sini dengan sudut pandang hukum maupun kemanusiaan kita lihat dulu apakah ini dibenarkan. Karena selama ini justru keluhan-keluhan masyarakat yang datang melapor atas keberatan kehadiran anak punk ini,” timpalnya.

Fahmi menegaskan menolak keras kehadiran anak-anak punk di daerahnya. Menurutnya pola kehidupan anak-anak punk ini tidak patut dicontohi oleh generasi muda setempat.

Baca Juga:

“Cara hidup seperti ini sangat berisiko. Karena berdasarkan pemeriksaan dari BNN dan Dinkes kemarin mereka ini ada yang positif narkoba dan HIV ini sangat menakutkan sekali cara budaya mereka ini kalau tertular kepada warga setempat,” ungkapnya.

Sementara dari sisi kehidupan anak punk yang dipandang tidak benar oleh masyarakat setempat berpenampilan selengean makan tidur dijalan bagian dari kehidupan anak punk, mereka juga menggunakan kendaraan yang terbilang aneh, karena bermacam-macam akesoris yang melekat pada kendaraan motor vespa milik anak punk.

Salah satunya M. Fikri alias Andre warga Padang Pariaman Provinsi Sumatra Barat menuturkan keberadaanya baru beberapa hari bergabung di kelompok anak punk di simpang empat desa kapur.

“Saya cuma singgah, bang terus kita ngamen. Bergabung bersama anak punk,” katanya.

Andre dan anak punk lainnya bagian dari penertiban kelompok Tuna Sosial yang dilakukan petugas Satpol PP, Dishub, dan Dinsos Kubu Raya, Pada Selasa (30/4) sore. (dian)