loading=

Manusia Silver dan Anak Punk Diamankan Petugas

Belasan anak punk dan satu bocah manusia silver, dua bocah gepeng serta sejumlah pedagang asongan, ditertibkan petugas Satpol PP, Dishub dan Dinas Sosial Kubu Raya, Selasa (30/4). Foto: dian
Belasan anak punk dan satu bocah manusia silver, dua bocah gepeng serta sejumlah pedagang asongan, ditertibkan petugas Satpol PP, Dishub dan Dinas Sosial Kubu Raya, Selasa (30/4). Foto: dian

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Belasan anak punk dan satu bocah manusia silver, dua bocah gepeng serta sejumlah pedagang asongan, ditertibkan petugas Satpol PP, Dishub dan Dinas Sosial Kubu Raya.

Kelompok Tuna sosial ini, kerap terlihat masyarakat apabila berhenti di perempatan lampu merah (traffic light) di simpang empat Desa Kapur dan Desa Sungai Raya.

Aksi meminta-minta uang dengan drama muka polos ini melibatkan tiga anak dibawah umur yang diduga diotaki orang tua mereka sendiri.

Salah satunya, Citra (10) mengaku tidak ada yang menyuruhnya untuk menjadi manusia silver. Merubah dirinya sendiri menjadi berwarna silver merupakan keinginannya.

“Bapak kamek uda meninggal, ibu kamek kerje,” jawabnya saat ditanya keberadaan orang tuanya, Selasa (30/4).

Baca Juga:

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kubu Raya, Rasudi mengatakan pihaknya telah berulang kali mengingatkan para tuna sosial ini, terkadang hilang dalam beberapa waktu tetapi muncul lagi berselangnya waktu.

“Kita berupaya rutin patroli namun tidak efektif. Saat ini kita coba bersama desa setempat agar kedepannya tidak ada lagi anak-anak punk yang menetap di simpang empat desa kapur,” tegasnya.

Terkait dengan terlibatnya anak-anak yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar, pihaknya telah mendata bersama Disdikbud Kubu Raya agar pihak sekolah memberikan teguran kepada orang tua anak-anak tersebut.

“Kalau yang ini kita belum tahu persis, karena mau didata dahulu yang jelas dinas teknis akan menindaklanjuti,” katanya.

Kepala Desa Kapur, Fahmi menegaskan menolak keras kehadiran anak-anak punk di daerahnya. Menurutnya pola kehidupan anak-anak punk ini tidak patut dicontohi oleh generasi muda setempat.

“Cara hidup seperti ini sangat berisiko. Karena berdasarkan pemeriksaan dari BNN dan Dinkes kemarin mereka ini ada yang positif narkoba dan HIV ini sangat menakutkan sekali cara budaya mereka ini kalau tertular kepada warga setempat,” beber Kades.

Pihaknya kata Fahmi berharap setelah penertiban anak punk dan manusia silver ini menimbulkan efek jera bagi anak punk agar tidak lagi berkelompok mengamen di daerahnya.

“Dan kami cepat atau lambat akan membuat pernyataan sikap di seluruh element masyarakat. Untuk menolak kehadiran mereka di sini,” tegas dia.(dian)