Kubu Raya, BerkatnewsTV. Selama enam bulan digembleng oleh 63 guru penggerak di Kubu Raya angkatan sembilan, akhirnya sebanyak 58 sekolah berhasil mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar dalam bentuk pameran Lokal Karya tujuh dengan tema panen hasil belajar.
Dalam satu stand pameran setidaknya melibatkan lima hingga tujuh sekolah dalam bentuk konten komika berbasis belajar yang paling diminati oleh murid hingga kreativitas membuat berbagai kerajinan tangan seperti miniatur rumah, kapal bahan kayu, alat musik angklung, paving blok dari bahan daur ulang serta masih banyak lainnya.
Pj Bupati Kubu Raya Sy Kamaruzaman mengatakan setelah mengunjungi 11 stand pameran panen hasil belajar. Masing-masing stand memiliki talenta yang unik dan menarik, salahsatunya komika berbasis belajar yang sangat menarik perhatian murid.
“Seperti bermain sambil belajar sehingga meraka (guru) mampu melihat potensi-potensi anak didik mereka sehingga menimbulkan chemistry antara tenaga pendidik dan anak didik, seperti ini tidak monoton,” tambahnya usai membuka Lokal Karya tujuh, di Al-Fityan Sui Kakap, Sabtu (27/4).
Dahulunya, kata Kamaruzaman penerapan belajar di sekolah- sekolah terbilang terlalu formil seperti mencatat buku hingga di halaman akhir. Dengan seperti ini anak-anak didik terbilang santai namun ada penyampaian pelajaran bersifat serius dalam bentuk narasi yang membuat terjadi peningkatan kompetensi diantara para murid.
“Nanti akan kita evalusi terus melalui Disdikbud Kubu Raya agar menjadi promodel bagi calon-calon pemimpin di sekolah,” jelasnya.
Baca Juga:
- 29 Guru Penggerak Dikukuhkan, Kejar Capaian Kurikulum Merdeka Belajar
- 79 Guru Diterjunkan Untuk Percepatan Kurikulum Merdeka Belajar
Sementara Kabid Pembinaan Ketenagaan, Disdikbud Kubu Raya, Indah Yuliastuti menyebut sejatinya tema-tema di setiap stand merupakan bagian dari platform guru penggerak yang berhasil mengobservasi kebutuhan para murid dan berkembang di kelas-kelas sekolah.
“Idealnya memang ini (tema) digali apa yang ada di diri mereka. Kemudian apa yang ada disekolah, dan mereka angkat dari platform belajar program guru penggerak yang pastinya Insyaallah mereka biasa,” imbuhnya.
Satu diantaranya Stand lima SMP Negeri 5 Sui Kakap, mengkreasikan murid dalam bentuk kerajinan tangan produk paving blok berbahan plastik bekas yang dalam proses awal pembuatannya memerlukan timwork, dimulai pengumpulan bahan hingga ke proses pencetakannya.
“Jadi anak-anak pada hari sabtu, minggu ngumpulkan sampah plastik dulu. Nanti pada hari Senin ada pembuatan atau pembakaran paving blok. Ini bertujuan meningkatkan kesadaran murid, untuk tidak membuang sampah bahkan sampah-sampah yang disekitarnya dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan uang,” beber, M. Zaen, guru Informatika SMPN 5 Sui Kakap. (dian)