Kericuhan Usai Naik Dango, Noven: Jangan Menjadi Generasi Bodoh

Tokoh Pemuda Dayak Kalbar, Noven Honarius yang saat tampil di Naik Dango I Pontianak menyayangkan kericuhan yang terjadi setelah acara Naik Dango selesai, Senin (22/4) subuh pagi yang dilakukan oleh sekelompok pemuda. Foto: tmB
Tokoh Pemuda Dayak Kalbar, Noven Honarius yang saat tampil di Naik Dango I Pontianak menyayangkan kericuhan yang terjadi setelah acara Naik Dango selesai, Senin (22/4) subuh pagi yang dilakukan oleh sekelompok pemuda. Foto: tmB

Pontianak, BerkatnewsTV. Kericuhan yang terjadi di rumah radakng usai penutupan Naik Dango ke1 Pontianak yang dilakukan sekelompok pemuda menjadi sorotan masyarakat melalui berbagai media sosial.

Salah satu tokoh Pemuda Dayak Kalbar, Noven Honarius menyayangkan kericuhan itu terjadi setelah acara naik dango selesai padahal sedari awal sejak berlangsung 18 hingga 21 April malam telah dianggap sukses dan mendapat apresiasi berbagai kalangan.

“Telah banyak mendapat respon positif dari masyarakat Pontianak dan sekitarnya. Akan tetapi subuh hari adanya kericuhan oleh sekelompok pemuda yang tidak bertanggung jawab terhadap marwah orang Dayak dalam menyelenggarakan naik dango ini” terangnya.

Sebagai generasi muda Dayak, Noven sangat kecewa terhadap kejadian tersebut, bahkan mereka layak disebut generasi bodoh.

Baca Juga:

“Sebagai generasi muda Dayak saya sangat kecewa, mereka layak disebut generasi bodoh karena seharusnya generasi Dayak saat ini sudah berpikir maju mempersiapkan diri untuk bersaing dimasa depan, agar kita bisa jadi kebanggaan sebagai orang Dayak,” tegasnya.

Kemudian Noven sebagai tokoh mahasiswa yang selalu mengumandangkan pentingnya pendidikan juga mengingatkan bahwa dirinya adalah orang yang paham tentang adat dan kebudayaan dan adat Dayak tidak ada memerintahkan minum, minuman keras jenis arak dan tuak sampai mabuk apalagi berkelahi.

“Saya ini paham betul tentang adat dan kebudayaan dayak dalam konteks masa kini. Minum tuak, arak tidak ada keharusan sampai mabuk apalagi sampai berkelahi, itu sama artinya kita ini orang bodoh yang mengajarkan cara yang salah kepada generasi masa depan, jadi hati-hati generasi Dayak menyebut dirinya generasi penerus. Jangan sampai kita teruskan kehancuran masa depan dayak,” tegasnya lagi.

Ia pun meminta panitia harus memberi sanksi adat terberat kepada kelompok pemuda yang membuat kericuhan di Naik Dango Pontianak sehingga hancur marwah naik dango yang seharusnya jadi kebanggaan masyarakat Dayak.(tmB)