Pontianak, BerkatnewsTV. Anggota dan senior PWI Kalbar akhirnya turun gunung untuk mengungkap kecurangan – kecurangan menjelang Konfrensi PWI Kalbar. Kecurangan dan pelanggaran itu telah terlihat sejak mulai dibukanya pendaftaran hingga hari ini.
“Kecurangan dan pelanggaran itu akan kami buka dan sampaikan nanti dikonfrensi sebagai forum resmi,” tegas salah satu senior PWI, Sy Dwi Kurniawan, Rabu (27/3).
Tidak hanya itu, anggota dan senior PWI Kalbar juga menyatakan menolak Gusti Yusri untuk memimpin kembali PWI Kalbar. Para anggota dan senior PWI ini menilai, selama kepemimpinan Gusti Yusri telah banyak melanggar PD PRT PWI.
Pernyataan ini disampaikan saat buka puasa bersama anggota dan senior PWI Kalbar yang dihadiri lebih dari seratus orang, Rabu (27/3).
Senada disampaikan senior PWI lainnya, Udin Subairi yang mengaku kecewa sampai hari ini persoalan Kartu Tanda Anggota (KTA) tidak pernah tuntas.
“Padahal, dari beberapa tahun lalu kami selalu diminta mengisi formulir dan melengkapi berkas-berkas. Tapi begitu dipenuhi keinginannya ternyata sampai hari ini tidak ada terbit KTA,” kesalnya.
Mirisnya ternyata yang terbit KTA adalah orang-orang baru yang tidak pernah diketahui dalam PWI Kalbar.
Senior PWI lain, Tugio menilai Gusti Yusri selama ini tidak bisa mengakomodir dan menampung aspirasi dari para anggota.
“Seharusnya sebagai seorang ketua, harus bijak mengakomodir dari aspirasi anggota. Ingat, Pak Yusri bisa duduk menjadi ketua dikarenakan upaya dari kami semua. Jangan sampai melupakan sejarah ini,” tegasnya.
Apalagi ia dengar telah banyak pungutan – pungutan liar terjadi di tubuh PWI Kalbar selama ini. “Sudah ada banyak saya dengar. Kabarnya banyak terjadi pungli-pungli mengatas namakan PWI,” pungkasnya.
Baca Juga:
Kepengurusan PWI Kalbar periode 2017 – 2022 dinilai telah gagal menjalankan amanah. Apalagi, masa kepengurusannya sudah berakhir setahun lalu.
Bahkan, PWI Kalbar telah diberikan perpanjangan waktu selama setahun hingga Desember 2023, baru lah di awal tahun 2024 ini ada kabar dilaksanakannya Konferwil.
Kondisi ini mendapat perhatian serius dari para wartawan senior yang tergabung dalam PWI Kalbar. Satu diantaranya yakni Werry Syahrial yang prihatin
“Kepengurusan PWI Kalimantan Barat ternyata sudah dua kali diperpanjang. Saya prihatin. Mestinya segera dilakukan peremajaan. Dibuat kepengurusan baru,” kata Werry kepada wartawan di Pontianak, Selasa (2/1/).
Werry berpendapat, kepengurusan PWI Kalbar mesti segera diremajakan dan diperbaharui melalui konferensi. Kalau tidak, bakal berdampak buruk bagi organisasi.
“Ini (konferensi, red) mesti segera. Jadi saya minta supaya pengurus PWI sekarang adakan musyawarah (konferwil). Gimana kita mau mengurus anggota-anggota PWI lain,” ingatnya.
Akibat kepengurusan PWI Kalbar yang jalan di tempat. Saat ini, banyak anggota maupun calon anggota tidak tahu harus berbuat apa.
“Tidak bergeraknya PWI sekarang ini tentu berdampak kepada anggota. Seperti tidak ada kejelasan,” kritiknya.
Sebagai informasi, kepengurusan PWI Kalbar saat ini merupakan hasil Pergantian Antar Waktu (PAW) sebagaimana Surat Keputusan PWI Pusat No 481-PGS/PP-PWI/2023 tentang penyempurnaan Antarwaktu Susunan Pengurus PWI Kalimantan Barat masa bhakti 2017-2022.
Gusti Yusri ditunjuk untuk menggantikan Sidik Pramono yang lengser akibat mosi tidak percaya dari para anggota dan senior.
“Terlepas Gusti Yusri sebagai teman saya. Kalau dia mimpin sampai diperpanjang dua kali. Ya saya kecewa. Pak Yusri harusnya mengerti organisasi. Jangan sampai berlarut-larut. Kalau bisa segera. Bila perlu Januari ini adakan konferensi,” tegas salah satu sesepuh wartawan Kalbar ini.
Werry pun menyarankan kepada pengurus PWI Kalbar segera menyampaikan permintaan Konferwil ke Gusti Yusri. “Saya yakin beliau akan mengakomodir. Kalau tidak, sampaikan ke persoalan ini ke PWI Pusat,” sarannya.
Werry lantas mengingatkan kepada Gusti Yusri untuk mengurus sungguh-sungguh PWI Kalimantan Barat. “Ini organisasi kolektif. Bukan perusahaan. Apalagi kerajaan. Memang kebetulan beliau adalah Raja Tayan,” tuturnya.
Werry menilai keberadaan PWI di Kalimantan Barat sangat penting. Oleh karena itu, organisasi wartawan tertua di Indonesia ini harus dirawat secara serius dan tulus.(tmB/ian)