loading=

OPINI–Pesantren Solusi Dalam Pendidikan Moral di Era Digital

OPINI–Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di indonesia yang didalamnya terdapat sebuah pendidikan tradisional ataupun modern yang banyak ikut andil dalam pengembangan pendidikan Islam di tanah air.

Secara faktual keberadaan pesantren sangat dibutuhkan masyarakat dikarenakan telah dipercayai bahwa pesantren adalah tempat yang banyak mencetak santri menjadi pribadi yang baik dan bermoral tinggi.

Eksistensi pesantren di era globalisasi yang penuh dengan modernisasi sangat membantu berjalannya proses pendidikan sosial maupun moral, sehingga pondok pesantren menjadi elemen penting bangsa Indonesia dalam mencetak generasi muda yang mempunyai pembentukan mental religius dan moralitas tinggi sehingga mampu bersaing di era modernisasi dan digitalisasi.

Saat ini eksistensi Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam mulai berkembang dan memiliki tempat tersendiri dikalangan masyarakat pada umunya, sehingga pendidikan di pesantren yang semula hanya mengacu pada seputar pendidikan tradisional (metode Kitab Kuning ) Saat ini Pesantren sudah banyak yang memadukan Pendidikan Formal sebagai pendukung pendidikan tradisional yang ada di pesantren.

Sistem pendidikan pesantren mempunyai berbagai aktivitas dan peraturan yang tersusun secara kompleks dan efisien menunjukkan bahwa Pesantren memiliki komitmen tinggi untuk mencetak generasi Islam yang unggul dengan nilai-nilai religius, moralitas dan integritas.

The World Economic Forum Swedia (2000), mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki daya saing yang terbilang rendah yaitu hanya menempati urutan ke-37 dari 57 negara-negara yang telah disurvei.

Bahkan Indonesia hanya berpredikat sebagai follower dalam hal pengembangan teknologi bukan sebagai pemimpin dari 53 negara yang ada di dunia (Kompas, 2/10/2016). Dampak yang dirasakan oleh Negara kita dalam bidang pendidikan adalah ketertinggalan dalam info-info dunia yang perlu dibahas, baik pendidikan formal maupum nonformal.

Ketertinggalan anak bangsa perlu diatasi dengan menyuguhkan dan membawa mereka ke dalam suatu sistem yang memang efektif dan efisien. Artinya, memanfaatkan dan meningkatkan fasilitas pembelajaran, serta adanya kontrol dari orang tua, guru dan pihak-pihak yang peduli terhadap kemajuan Pendidikan di Indonesia.

Integrasi sistem pendidikan pesantren yang memadukan pendidikan klasik dan modern akan melahirkan generasi intelektual-intekektual yang relegius, bemoral tinggi, serta mendorong santri sebagai pribadi yang memiliki kepekaan sosial yang dasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits.

Kegiatan keterampilan seperti Karya Ilmiah Remaja (KIR), Tata Boga, Pencak Silat, Basket, Voli, Pramuka, dan tambahan-tambahan keterampilan lain seperti Hadroh, Qiroah, Nasyid, Kitab Kuning, Kaligrafi, dan berbagai keterampilan lainnya, menjadi nilai tambah pesantren untuk memberikan bekal kepada santri.

Untuk meningkatkan kompetisi antar pesantren, maka diadakan misalnya pertukaran pelajar Asia-Afrika, Pencanangan Budaya Nasional Menulis Mushaf Al-Qur’an, 30 Jus MHQ Internasional, Pospenas (Pekan Olahraga Santri antar Pondok Pesantren Nasional), dan lain-lain. Hal ini bertujuan meningkatkan Semua pencapain maksimal belajar dan mengaji selama di pesantren.

Santri dapat memperoleh ilmu yang manfaat jika ia memiliki keyakinan dan kemauan yang tinggi dalam menuntut ilmu, dengan niat untuk mengharap ridho Allah SWT dan ngalap barokah dari sang guru. Kemajuan pesantren tak luput dari perjuangan dan doa dari seorang kyai yang dengan ikhlas meyalurkan ilmunya pada santri-santrinya jadi secara tidak langsung dalam ranah pendidikan pondok pesantren selalu diselimuti oleh keikhlasan dan barokah yang tentunya bisa mencetak pribadi santri yang luar biasa.

Santri tentu beda dari yang lain baik itu dari segi penampilan, sikap dan potensinya Semua itu dikarenakan lingkungan dan pendidikan yang mereka tempuh didalam pondok pesantren. Pendidikan moral memang sangat banyak diterapkan di pondok pesantren yang tentunya tidak hanya berbentuk teori tapi juga penerapannya yang menjadi acuan penting dalam terciptanya pribadi yang berakhlakul karimah.

Beberapa ulama berpendapat bahwa kata santri memiliki makna tersendiri yang tentunya merupakan syarat untuk menjadi seorang santri sejati, kata santri seperti pada tulisan pegon arab memiliki makna di setiap hurufnya.

Pertama, saalikun ilal aakhirot yang berarti santri harus menuju pada jalan akhirat, dalam artian seorang santri harus mampu memenej diri untuk selalu melakukan hal-hal yang diperintah oleh Allah dan menjauhi larangannya.

Kedua, naaibun anil masaayikh yang berarti santri adalah generasi pengganti para guru atau ulama, sebagai seseorang yang menjadi musyafir penuntut ilmu maka sudah wajib baginya untuk memanfaatkan ilmu yang di perolehnya dan hal itu bisa dikatakan bahwa seorang santri bisa meneruskan perjuangan seorang ulama.

Ketiga, taarikun anil maasiy yang berarti santri harus mampu menjauhkan diri dari kemaksiatan, karena seorang santri sejati harus mampu menjaga moralitas diri dimanapun ia berada.

Keempat, raaghibun fil khoirot yang berarti santri harus senang dalam hal kebaikan, dan hal ini menjadi dorongan bagi setiap orang untuk menghindar dari hal-hal buruk dan kemaksiatan.

Kelima, yarjuu as-salamah fiid diini wad dunyaa wal aakhiroh yang berarti santri harus saling mengharap keselamatan didalam agama, dunia dan akhirat.

Dari beberapa makna kata santri diatas mencerminkan bahwa pesantren mampu mengakomodasi dan mendidik para santri dengan baik karena seorang santri harus mampu memiliki 5 syarat yang menjadi landasan dalam hidupnya. Serta selain mengedepankan kemajuan IPTEK mereka juga akan melandasinya dengan iman dan taqwa karena keduanya sama diperlukan dalam kehidupan sosial.

Secara realitas jika hanya mengedepankan salah satu diantara keduanya maka tentu tidak akan seimbang karena keduanya memiliki kaitan yang sangat erat yang nantinya akan membantu manusia bangkit dari masalah kehidupan fatamorgana ini.

Tidak dapat dipungkiri bahwa realita kehidupan saat ini penuh dengan tantangan dan rintangan serta penuh persaingan yang ketat, maraknya westernisasi yang sudah merambat di kehidupan masyarakat banyak memiliki dampak negatif utamanya untuk kaula muda.

Dengan itu, pendidikan yang baik sangat penting untuk menangani fenomena tersebut salah satunya keberadaan pesantren di sekitar kita yang dapat melahirkan pribadi yang bermoralitas tinggi, sopan santun dan berakhlakul karimah.

Penulis :
A. Sakur
Mahasiswa Pasca Sarjana
IAI Al Qalam Malang