Description

Milangkala Ka 50, Warga Pasundan Harus Berikan Kontribusi

Wakil Bupati Ketapang, Farhan saat menghadiri Milangkala Ka 50 (HUT ke-50) Paguyuban Pasundan Ketapang, Minggu (15/10). Ia meminta warga Pasundan dapat memberikan kontribusi untuk pembangunan Ketapang. Foto: naufal
Wakil Bupati Ketapang, Farhan saat menghadiri Milangkala Ka 50 (HUT ke-50) Paguyuban Pasundan Ketapang, Minggu (15/10). Ia meminta warga Pasundan dapat memberikan kontribusi untuk pembangunan Ketapang. Foto: naufal

Ketapang, BerkatnewsTV. Warga Pasundan yang tergabung dalam Paguyuban Pasundan Kabupaten Ketapang (Jawa Barat – Banten) diminta harus dapat memberikan kontribusi untuk pembangunan Ketapang.

“Masyarakat Sunda dengan berbagai profesinya dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan partisipasinya dalam memajukan daerah, serta bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat Ketapang untuk mewujudkan dan melanjutkan Ketapang Maju Menuju Masyarakat Sejahtera,” harap Wakil Bupati Ketapang, Farhan saat menghadiri Milangkala Ka 50 (HUT ke-50) Paguyuban Pasundan Ketapang, Minggu (15/10).

Menurut Farhan Ketapang dengan segala heterogenitasnya baik suku, agama, adat maupun budaya merupakan modal yang fundamental dalam memperkuat dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

“Pemkab Ketapang selalu memberikan dukungan kepada setiap perkumpulan etnis, adat dan budaya masyarakat yang ada di Kabupaten Ketapang, hal ini sebagai bentuk manifestasi dalam mewujudkan

Baca Juga:

Wakil Ketua Paguyuban Pasundan Ketapang Rudi Windra Darisman mengatakan, ‘Milangkala Ka 50’ memiliki arti menghitung waktu, dengan kata lain menghitung waktu ke 50 tahun Paguyuban Pasundan di Kabupaten Ketapang.

“Setelah ditelusuri pelaku-pelaku sejarah, sejak tahun 1973 ternyata sudah terbentuk cikal bakal Paguyuban Pasundan di Kabupaten Ketapang,” terangnya.

Berdasarkan data statistik ada sekitar 5 ribu warga Pasundan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Ketapang dengan pengurus paguyuban kecamatan yang sudah terbentuk yakni Kecamatan Air Upas, Sandai, Nanga Tayap, dan Kecamatan Matan Hilir Selatan, termasuk Sungai Melayu, Tumbang Titi dan Pemahan yang tergabung jadi satu.

“Salah satu cara merawat seni dan budaya agar bertahan hingga hari ini yaitu setiap tahun kami sering mengadakan event-event agar seni budaya kita tetap lestari,” jelas Rudi.

Di Milangkala Ka 50 menampilkan budaya adat Sunda seperti nyanyian Sabilulungan, kesenian Jaipingan dan pencak silat Sunda. Juga pemberian plakat dan penghargaan kepada para pendiri atau pelaku sejarah pendiri Paguyuban Pasundan.(naf)