loading=

Ladang Cuan dari Jepretan Fotografi

Harry seorang fotografer yang memanfaakan keahliannya di dunia fotografi untuk mencari cuan di Taman Digulis Pontianak setiap malam
Harry seorang fotografer yang memanfaakan keahliannya di dunia fotografi untuk mencari cuan di Taman Digulis Pontianak setiap malam. Foto: iki

Pontianak, BerkatnewsTV. Kawasan Taman Digulis Pontianak merupakan salah satu destinasi wisata wajib bagi pengunjung yang datang ke Kota Pontianak. Lebih dari sekadar berwisata kuliner atau hanya bersantai, pengunjung bisa menghabiskan waktu berjam- jam untuk berswafoto.

Di antara para pengunjung dan pedagang, terselip sosok fotografer jalanan yang menawarkan jasanya untuk mengabadikan momen para pengunjung dengan kamera miliknya. Sosok itu bernama Harry.

Dalam sebuah kesempatan bersama BerkatnewsTV di Taman Digulis pada Sabtu (14/10) malam, Harry bercerita bahwa sebelumnya dia bekerja sebagai fotografer di acara pernikahan. Namun, karena pandemi COVID-19 yang membatasi acara pernikahan bahkan tidak ada sama sekali, dia tidak memiliki pekerjaan. Dia pun mencari cara untuk tetap mendapatkan penghasilan walaupun kondisi pandemi.

“Akhirnya kita mendapat inspirasinya saat berkunjung ke plaza di Jakarta. Saya melihat ada jasa fotografi yang menawarkan Rp 10.000 untuk lima foto. Sistemnya selesai foto, file dikirim ke pelanggan,” tuturnya.

Harry kemudian memutuskan untuk membuka jasa fotografi serupa di Pontianak dengan tarif Rp 10.000 untuk tiga foto. Dia memilih Taman Digulis sebagai lokasinya karena dia merasa tempat itu memiliki banyak potensi untuk diabadikan dalam foto.

“Pertama kali saya buka di Taman Alun Kapuas. Dua hari turun di sana, tidak ada pelanggan. Baru hari ketiga saya pindah ke Taman Digulis Pontianak dan Alhamdulillah ramai. Jadi saya buka di sini sampai sekarang,” katanya.

Harry juga menghadapi beberapa tantangan dalam menjalankan jasanya. Ada yang menganggap harga yang dia tawarkan terlalu murah, bahkan ada yang menganggap terlalu mahal.

“Ada juga yang meminta gratis. Walaupun begitu saya tetap teguh dengan prinsip dan apa yang sudah ditetapkan sejak awal,” ujarnya.

Tantangan lainnya adalah ketika dia harus memotret wanita. Menurut Harry, wanita cenderung lebih sulit puas dengan hasil foto mereka.

“Mereka sering minta ulang karena merasa ekspresinya tidak bagus atau kurang percaya diri. Jadi kita batasi untuk pengulangan hanya dua kali saja,” ucapnya.

“Kalau hujan, saya biasanya lihat dulu. Kalau semalaman, saya tidak turun, tapi kalau misalnya sebentar saja, saya turun. Sebenarnya saya ada payung tapi lebih untuk mengamankan kamera saja,” tambahnya.

Harry mengaku tidak pernah menghitung berapa banyak pelanggan yang menggunakan jasa fotografinya di Taman Digulis. Namun, dia memperkirakan sekitar 30-40 pelanggan per hari.

“Paling banyak saat hari libur dan tentu malam minggu,” ungkapnya.

Harry memotivasi untuk terus mencari peluang dalam setiap kesulitan dan tidak menyerah begitu saja.

“Karena menurut saya dibalik kesulitan, ada hikmah dan peluang yang bisa membuat hidup kita lebih baik. Tetap semangat dan terus berkarya walaupun banyak sekali tantangan,” tutupnya.(iki)