Description

Orang Tua Keluhkan Kebijakan Dinkes Soal DBD

DBD yang menyerang anak-anak yang saat ini sedang dirawat di rumah sakit. Saat ini trend kasus DBD semakin meningkat. Bahkan, hingga hari ini Jumat (13/10), jumlah korban meninggal akibat DBD di Sanggau bertambah menjadi lima orang
DBD yang menyerang anak-anak yang saat ini sedang dirawat di rumah sakit. Saat ini trend kasus DBD semakin meningkat. Bahkan, hingga hari ini Jumat (13/10), jumlah korban meninggal akibat DBD di Sanggau bertambah menjadi lima orang. Foto: dok berkat

Sanggau, BerkatnewsTV. Para orang tua yang anaknye menjadi korban mengeluhkan kebijakan Dinas Kesehatan dalam mengatasi DBD di Sanggau yang dinilai kurang tepat seperti fogging dan abate.

“Anak saya beberapa minggu lalu juga DBD. Saya pernah lapor ke Dinkes, jawaban mereka tapi jawaban mereka bikin kecewa. Alasannya tidak ada SOP. Malah bilang fogging tidak efektif karena hanya membunuh nyamuk dewasa. Kalau itu saya paham. Saya hanya mau bagaimana ini solusinya supaya jangan lagi ada anak-anak yang jadi korban. Saya sebagai oran tua stres kalau sudah ada sakit begitu,” kata salah satu oran tua, Lia, Jumat (13/10).

Lia juga menyayangkan program abate yang dianjurkan Dinas Kesehatan. Menurutnya, di saat musim kemarau program tersebut sia-sia.

“Inikan musim kemarau. Mereka pikir dengan menabur Abate itu upaya preventif menangani DBD. Menurut saya itu kurang tepat, kecuali musim hujan, banyak air yang tergenang. Langkah yang telat memang fogging,” ujar warga Jalan Sutra itu.

Sejak anaknya diserang DBD beberapa waktu lalu, Lia mengaku sudah meminta pihak Dinkes untuk melakukan fogging, tapi sampai hari ini sampai anaknya dirawat hingga sembuh, belum pernah ada petugas yang datang untuk fogging.

“Saya ni sudah lapor, tapi tidak ada tindakan apa-,apa. Kesal juga kita sebagai orang tua. Padahal kurang bersih apa lagi rumah dengan sekolah tempat anaku sekolah di SD Paroki tu, nyatanya banyak anak yang kena,” ungkapnya.

Baca Juga:

Kekecewaan juga disampaikan Emi, seorang ibu rumah tangga lainnya. Ia meminta pihak Dinas Kesehatan tidak mengabaikan fogging meskipun dianggap bukan efektif.

“Minimal nyamuk dewasa yang nyebarkan virus hari itu matilah, ndk sampai gigit anak-anak kita,” ujarnya.

Emi mengaku, saat ini anaknya sedang menjalani perawatan intensif di salahsatu fasilitas kesehatan di Kota Sanggau akibat serangan DBD.

“Anak saya masih dirawat, sayapun juga ikut sakit mikirkan anak. Harusnya ada tindakan Dinas tu, janganlah sampai ada lagi anak-anak kita yang jadi korban. Kami orang tua minta agar fogging lingkungan sekolah dan juga rumah-rumah penduduk,” pungkasnya berharap.

Menanggapi keluhan para orang tua tersebut, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Basilinus mengaku sangat memahami keliuh dan kesah serta kekhawatiran para orang tua. Namun, Ia memastikan pihaknya tidak tinggal diam melihat kondisi tersebut.

“Ya memang ini sudah kita bahas tindak lanjutnya. Dan dari Kadis kemarin juga sudah menyampaikan untuk persiapan pelaksanan KLB DBD nanti,” ujar Basilinus.

Basilinus jug menyebut, dalam waktu dekat akan akan aksi nyata dan secara bersama-sama melawan DBD.

“Saya sudah kordinasi dengan Camat dan nanti tanggal 27 kita ada iven bersama dalam rangka pemberantasan sarang nyamuk atau PSN,” pungkasnya.(pek)