Description

Beredar Beras Plastik, Harrison: Hoax Jelang Pemilu

Pj Gubernur Kalbar sedang melakukan pengujian terhadap beras di gudang Bulog Sintang, Jumat (13/10). Pengujian ini untuk menepis isu beras plastik yang beredar di masyarakat
Pj Gubernur Kalbar sedang melakukan pengujian terhadap beras di gudang Bulog Sintang, Jumat (13/10). Pengujian ini untuk menepis isu beras plastik yang beredar di masyarakat. Foto: tmB

Sintang, BerkatnewsTV. Isu beras plastik beredar di kalangan masyarakat. Terlebih saat ini kondisi beras sedang mengalami kenaikan harga.

Namun, Pj Gubernur Kalbar Harrison menampik kabar isu beras plastik yang beredar di masyarakat. Ia tegaskan isu tersebut hoax apalagi menjelang Pemilu.

“Itu kan hoaks, biasa kalau yang namanya menjelang Pemilu, mulailah kadangkala menjelekkan pemerintah, bilang ada beras plastik segala macam. Nah tapi kan sudah kita buktikan melewati pengujian,” tegasnya saat meninjau gudang Bulog di Kabupaten Sintang, Jumat (13/10).

Untuk memastikannya apakah beras plastik atau bukan maka dilakukan pengujian langsung terhadap beras yang ada di gudang Bulog Sintang.

“Cara mengujinya sederhana, dengan menggunakan air dan apabila beras dimasukan kedalam air, setelah itu tinggal dilihat, kalau beras yang diuji terapung, artinya beras tersebut palsu. Nah, kalau tenggelam, artinya beras yang diuji adalah beras asli. Dan terbukti beras yang dituang ke dalam gayung itu, tidak ada satupun yang terapung. Selain itu masukkan ke air atau nanti silahkan ditumbuk langsung hancur. Itu kan memang beras asli. Kemudian coba dibakar kalau dia meleleh memang itu pasti (plastik),” bebernya.

Baca Juga:

Harrison meminta masyarakat jeli dan bijak menanggapi isu beras plastik tidak mudah termakan hoax.

Terkait kenaikan harga beras, Harrison tak memungkiri hal itu dikarenakan biaya distribusi yang meningkat saat sungai surut, mengakibatkan biaya angkut semakin bertambah.

Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah memberlakukan subsidi transportasi, khususnya untuk bahan makanan pokok seperti berasguna menstabilkan harga.

“Yang namanya inflasi itu bukan hanya ketersediaan dan harga pokok barangnya, tapi juga menyangkut distribusi. Nah kadang kadang naik itu karena distribusinya ya kan. sudah saya bilang kemarin kita musim kemarau. Musim kemarau yang ke hulu ini biasanya menggunakan kapal bandong untuk distribusi karena lebih murah daripada darat. Karena sungai ini surut jadi mereka menggunakan darat, mau tidak mau harganya naik. Tapi kita akan subsidi transport untuk sembako ini terutama beras, supaya tidak terjadi kenaikan”, terangnya.

Terkait ketersediaan stok beras, Harisson memastikan kepada publik bahwa saat ini terdapat sekitar 500 ton di gudang, dan lebih banyak pengiriman beras diharapkan dari pusat yang akan didistribusi pada bulan Desember.

Strategi ini bertujuan untuk menjamin pasokan beras yang cukup untuk Sintang, dengan menekankan bahwa pemerintah terus memantau situasi tersebut.(tmB)