Jakarta, BerkatnewsTV. Pemerintah pusat telah memberikan insentif stunting Rp6,6 miliar (tepatnya Rp6.604.811.000) kepada Pemkab Kubu Raya atas keberhasilannya percepatan Penurunan Stunting.
Alokasi fiskal insentif stunting tersebut diserahkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin kepada Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan pada Jumat (6/10) di Istana Wakil Presiden RI, Jakarta saat rakornas Percepatan Penurunan Stunting.
Ma’ruf Amin meminta upaya percepatan penurunan stunting agar mengoptimalkan berbagai pendekatan. Dari legal formal dan politik hingga sosial-kultural dan keagamaan.
“Perkuat kolaborasi intens dengan tokoh-tokoh dan organisasi berbasis keagamaan yang mengakar di masyarakat,” katanya.
Sebab menurut Ma’ruf Amin permasalahan stunting berkaitan erat dengan gizi buruk. Peran aktif serta sinergi dan kolaborasi seluruh pihak adalah kunci dalam upaya mengatasi masalah gizi buruk.
Ma’ruf Amin menilai penuntasan gizi buruk termasuk stunting tidak sekadar perkara menurunkan prevalensi. Tetapi merupakan tugas kemanusiaan berkelanjutan sekaligus penentu kualitas kehidupan bangsa ke depan.
Pada intervensi spesifik, misalnya, masih diperlukan peningkatan kapasitas kader dan petugas kesehatan untuk penggunaan alat pemantauan status gizi di posyandu dan perangkat USG di puskesmas. Sehingga pemantauan status gizi bisa dilakukan secara cepat dan akurat.
Baca Juga:
Ma’ruf Amin mendorong perlu adanya konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri dan ibu hamil. Selain itu, pemeriksaan kehamilan minimal enam kali, pemberian ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI dengan kandungan gizi tepat, serta imunisasi dasar lengkap.
“Pada intervensi sensitif, selain isu ketahanan pangan, perbaikan praktik pengasuhan juga perlu menjadi perhatian,” ujarnya.
Sementara itu Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menyatakan angka stunting di Kubu Raya turun sangat drastis. Hingga saat ini tinggal menjadi sekitar 6 %.
Muda menyatakan kerja menangani stunting ini, kerja ‘kepung bakul’ dari desa yang paling utama, paling bagus, dan paling efektif dilakukan. Apalagi dengan memiliki USG portabel yang saat ini sudah banyak desa yang juga membeli.
Selain itu, juga untuk mendukung sistem data yang akurat dalam penanganan stunting melalui sistem informasi data berbasis geospasial.
“Sistem informasi data berbasis geospasial ini memudahkan dalam penanganan menurunkan angka stunting. Untuk itulah kami optimis langkah-langkah dengan sistem data ini akan lebih terukur sehingga untuk layanan akan memudahkan kita melihat sasaran, terutama mengetahui usia yang berisiko,” terangnya.(tmB)