Sekolah Diwajibkan Ganti Dapodik Versi 2024

Sebanyak 149 operator dari satuan pendidikan SD dan SMP negeri dan swasta di Kubu Raya ikuti bimtek Dapodik versi 2024, Senin (14/8). Foto: dian
Sebanyak 149 operator dari satuan pendidikan SD dan SMP negeri dan swasta di Kubu Raya ikuti bimtek Dapodik versi 2024, Senin (14/8). Foto: dian

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Sebanyak 149 operator dari satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri dan swasta tinggalkan sistem data pokok pendidikan (Dapodik) versi 2023 melanjutkan ke sistem terbaru Dapodik versi 2024.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kubu Raya M. Ayub mengatakan perubahan sistem Dapodik dari tahun ke tahun menjadi hal yang mesti dilalui bagi para operator. Dapodik kali ini juga masih menganulir kebiasaan lama.

“Baik itu mengenai peserta didik, guru dan tenaga didik, kurikulum, proses pembelajaran, sarpras, dan semua data yang dikumpulkan untuk diinput ke Dapodik,” tambahnya, usai membuka Bimtek Dapodik versi 2024, Senin (14/8).

Para operator jelasnya diwajibkan memindahkan data-data penyelenggaraan pendidikan di satuannya masing-masing ke versi terbaru. Salah satu yang mendasar di versi terbaru ini adalah legalitas kelembagaan pendidikan.

“Kelembagaan ini berisi tentang akte pendirian kelembagaan, juga mengenai tentang sertipikat tanah, bahkan hingga ke titik koordinat juga ada. Kemudian kebijakan untuk DAK,” ungkapnya.

Baca Juga:

Karenanya dalam mengusulkan bantuan DAK, kata M. Ayub antara data di Dapodik dan fakta dilapangan wajib memiliki unsur kesamaan. Bimtek inilah, digelar untuk para operator agar tidak terjadi kesalahan yang telah ditentukan.

“Yang apabila tidak terjadi kesingkronan di Dapodik maka pihak Kementriaan tidak menjadikan sekolah tersebut prioritas,” timpalnya.

Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kubu Raya Cawang mengatakan bimtek Dapodik dilaksanakan selama empat hari lamanya. Masing-masing peserta dipinta memahami versi Dapodik 2024 yang dimana setiap harinya Bimtek ini diikuti seluruh operator.

“Dihari pertama ini diikuti oleh 149 operator, kemudian di hari kedua diikuti oleh 136 operator, ketiga 120 operator dan di hari keempat diikuti 123 operator hingga jumlahnya 536 SD-SMP negeri dan swasta,” terangnya.

Ia menambahkan, masa PPDB turut masuk ke sistem Dapodik, begitu juga Sarpras dilingkungan satuan SD dan SMP. Hingga saat ini, sebutnya data Dapodik mencatat Sarpras disatuan SMP naik hingga 70% sedangkan SD diangka 50%. (dian)