Sanggau, BerkatnewsTV. Salah pola asuh ditengarai dapat mempengaruhi tingginya kasus stunting di Sanggau. Kondisi ini terjadi hampir di setiap desa yang di kelilingi perusahaan sawit.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Sanggau Ginting, umumnya ibu-ibu di sekitar perusahaan juga ikut bekerja. Sehingga kerap mengabaikan pemberian gizi seimbang untuk anak-anaknya.
Ia sebutkan jika itu yang terjadi, yang harus dilakukan adalah meningkatkan kunjungan Posyandu. Artinya ibu-ibu yang memiliki balita harus meningkatkan pengetahuannya terkait gizi anak.
“Di desa-desa yang banyak perusahaan itu bukan karena ekonomi. Perhatikan saja ibu-ibu di desa, bekerja atau rumah tangga? Anaknya paling dua,” tuturnya.
“Kapan kita tingkatkan pengetahuannya? Ya pada saat Posyandu. Ada di situlah meja penyuluhan. Kalau mereka tak datang ke Posyandu kapan mereka tahu,” ujar Ginting.
Baca Juga:
- Stunting Empat Kecamatan di Sanggau Tertinggi. Termasuk di Perbatasan RI – Malaysia
- Stunting di Sanggau Capai 3.754 Kasus
Ginting membeberkan, saat ini persentase kunjungan Posyandu baru di kisaran 50-60 persen. Padahal, terangnya,, Posyandu minimal sebulan sekali. Jika kunjungan Posyandu sudah sampai 100 persen, penimbangan bayi juga sudah sampai 100 persen.
“Pengetahuan ibu juga meningkat tentang gizi. Pertanyaan besarnya bagaimana caranya orang mau datang ke Posyandu. Posyandu itu Lembaga Kemasyarakatan milik desa. Jadi tidak bisa hanya tenaga kesehatan, perangkat desa juga harus berperan aktif,” jelasnya.
Demikian pula dengan perusahaan, melalui CSR mereka. Hanya saja, lanjut Ginting, pengajuan bantuan CSR perusahaan diseragamkan. Disesuaikan kebutuhan masing-masing Puskesmas. (pek)