Dewan Prihatin Murid SDN 64 Belajar di Lantai

Murid SDN 64 Sui Raya di Komplek Korpri Sui Raya Dalam yang belajar di lantai lantaran kekurangan meja kursi. Kondisi ini mendapat perhatian serius dari DPRD Kubu Raya yang melakukan sidak, Selasa (25/7). Foto: rob
Murid SDN 64 Sui Raya di Komplek Korpri Sui Raya Dalam yang belajar di lantai lantaran kekurangan meja kursi. Kondisi ini mendapat perhatian serius dari DPRD Kubu Raya yang melakukan sidak, Selasa (25/7). Foto: rob

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Komisi IV DPRD Kubu Raya melakukan sidak ke SDN 64 Sui Raya di Komplek Korpri Sui Raya Dalam untuk melihat kondisi murid yang belajar di lantai.

Sekretaris Komisi IV DPRD Kubu Raya, M Amri prihatin adanya sekolah yang tidak memiliki meja dan kursi untuk murid belajar sehingga harus di lantai.

“Miris sekali kondisi seperti ini, rasanya tidak masuk akal sekolah yang berada di perkotaan yang berbatasan langsung dengan Pontianak ternyata masih ada murid yang harus belajar di lantai,” kata Amri saat sidak di SDN 64, Selasa (25/7).

Menurut Amri, banyak dampak negatif yang ditimbulkan jika murid harus belajar di lantai terutama dari sisi kesehatan.

“Untuk itu kita mendorong pemerintah daerah melalui dinas terkait harus segera mengalokasi anggaran yang besar untuk mengatasi masalah ini,” imbaunya.

Amri terkejut begitu mengetahui para orang tua akhirnya berinisiatif mengumpulkan uang untuk membuat meja kursi bagi anak-anaknya bisa belajar.

Baca Juga:

Sementara itu Ketua Komite SDN 64, Roni menjelaskan sumbangan yang dikumpulkan merupakan inisiatif sendiri dari orang tua murid untuk membuat kursi.

“Sumbangan dari orang tua bervariasi secara sukarela, patungan-patungan, tidak ditentukan besarannya. Harga pembuatan meja kursi Rp167 ribu. Jadi berita yang tersebar bahwa sekolah memungut sumbangan kepada orang tua untuk membuat kursi itu adalah hoax,” tegasnya.

Kepala SDN 64, Lilis Utari mengatakan sebelumnya pihaknya sudah menjelaskan kepada para orang tua murid bahwa tidak ada anggaran untuk pembuatan meja kursi.

“Apapun bentuk permasalahan sekolah wajib kita sampaikan kepada orang tua murid, kita sampaikan dana BOS yang didapat Rp400 juta lebih kita jelaskan penggunaannya untuk apa saja. Kebutuhan sekolah masih banyak. Jadi mereka paham semua sehingga timbullah inisiatif dari orang tua murid untuk mengumpulkan sumbangan,” jelasnya.

Ia sebutkan jumlah kursi meja yang dibutuhkan sebanyak 36 set untuk siswa kelas I yang baru masuk. Dan yang sudah jadi 12 set.

Saat ini jumlah kursi yang ada di SDN 64 sebanyak 252 buah dengan kondisi rusak 68 buah dan layak pakai 184 buah. Sedangkan jumlah meja sebanyak 173 buah dengan kondisi rusak 45 buah dan layak pakai 128 buah.

Plt Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kubu Raya Sunardi apresiasi inisiatif orang tua untuk ikut serta membantu pengadaan meja kursi di SDN 64.

“Itu sesuatu yang wajar, kita tidak bisa menghalangi niat baik dari orang tua yang inisiatif membantu. Namun memang koordinasi itu sangat diperlukan supaya proses belajar bisa berjalan lancar,” pungkasnya.

Diakuinya, sarana dan prasarana pendidikan sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk usulkan dengan skala prioritas.

“SDN 64 memang sudah pernah kita usulkan dulu sejak lama. Tetapi karena status SDN 64 ini standar nasional, muridnya banyak dan standarnya bagus. Sehingga DAK tidak dikucurkan,” terangnya.

Oleh kementerian tambah Sunardi SDN 64 ini dianggap bagus padahal kenyataannya tidak. Itu adalah sistem cut off artinya pengambilan data saat itu dianggap bagus.

“Akan tetapi sekarang dengan sekolah penggerak maka tidak ada lagi klaster sekolah sehingga bisa dibantu,” janjinya.(rob)