Ketapang, BerkatnewsTV. Tragedi Mandor telah menelan korban puluhan ribu jiwa. Kekejaman dan kebengisan penjajah Jepang saat itu telah membunuh para pejuang Kalbar.
Mereka diantaranya sultan, raja, cendekiawan, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan lain sebagainya tepatnya pada tanggal 28 Rokugatsu atau tanggal 28 Juni 1944.
Adapun nama-nama para korban yang dibunuh secara massal tersebut dengan dalih bahwa mereka berusaha mendirikan Negara Borneo Barat bebas dari penjajahan, antara lain:
- Syarif Muhammad Alkadrie, Umur 74 Tahun, Sultan Pontianak
- Pangeran Adipati Umur 26 Tahun, Putra Sultan Pontianak
- Pangeran Agung, Umur 26 Tahun, Adik Pangeran Adipati
- J.E Patiasina, Umur 51 Tahun
- Ng Nyiap Sun, 40 Tahun
- Lumban Pea, Umur 43 Tahun
- R. Muslimun Nalaprana, Tokoh Volksraad (Dewan Rakyat), Umur 42 Tahun
- Kei Liang Kei, Umur 54 Tahun
- Ng Nyiap Khan, Umur 35 Tahun
- Panangian, Umur 48 Tahun
- Noto Soedjono, Umur 42 Tahun
- F.J Loway Faath, Umur 44 Tahun
- C.V Oktavianus Lucas, Umur 42 Tahun
- Ong Tjoe Kie, Umur 52 Tahun
- Uray Aliudin, Umur 33 Tahun
- Gusti Muhammad Saunan, Umur 44 Tahun, Penembahan Ketapang
- Muhammad Ibrahim Tsafiuddin, Umur 40 Tahun, Sultan Sambas
- Sawon Wongso Utomo, Umur 45 Tahun
- Dr. Soenaryo Martowardoyo, Umur 33 Tahun
- Muhammad Yatim, Umur 33 Tahun
- Raden Mas Soejino, Umur 31 Tahun
- Nazarudin, Umur 35 Tahun
- Soedarmadi, Umur 30 Tahun
- Tambunan, Umur 29 Tahun
25, Tji Boen Kie, Umur 42 Tahun, Wartawan
26 Nasrun Sutan Pangeran, Umur 31 Tahun
- W.Ef Tewu, Umur 51 Tahun
- E. Londok Kawengsion, Umur 44 Tahun
- Wagimin Bin Wongsosemito, Umur 27 Tahun
- Ng Lung Khoi, Umur 45 Tahun
- Theng Swa Teng, Umur 47 Tahun
- Dr. R.M Achmad Diponegoro, Umur 40 Tahun
- Dr. Ismail, Umur 34 Tahun
- Achmad Maidin, Umur 40 Tahun
- Nurlela Panangsiang, Umur 45 Tahun
- Tengku Idris, Umur 50 Tahun, Penembahan Sukadana
37.Gusti Mesir, Umur 43 Tahun, Penembahan Simpang
- Syarif Saleh Alaydrus, Umur 63 Tahun, Penembahan Kubu
39 Gusti Abdul Hamid, Umur 42 Tahun, Penembangan Ngabang
- Ade Muhammad Arif, Umur 40 Tahun, Penembahan Sanggau
- Gusti Muhammad Keliep, Umur 40 Tahun, Penembahan Sekadau
- Muhammad Taufik, Umur 63 Tahun, Penembahan Mempawah
- A.T.P Lontang, Umur 43 Tahun 44. Radaen Nalaprana, Umur 43 Tahun
- Gusti Ja’far, Umur 42 Tahun, Penembahan Tayan
- Raden Abdul Bahry Daru Perdana, Umur 44 Tahun, Penembahan Sintang
- Dr. Rubini, Umur 39 Tahun, Kepala Rumah Sakit Pontianak
- Ny. Amalia Rubini, Umur 37 Tahun
- Syarief Zein Bin Syarief Salim Almutahar, Umur 41 Tahun, Pegawai Kantor Coekai Pontianak
Sebagai ungkapan rasa hormat dan penghargaan kepada pejuang yang telah gugur pada peristiwa tersebut, atas saran DPRD tingkat Kalimantan Barat kepada gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 H. Kadarusno, dibangunlah Monumen Makam Juang Mandor yang peresmiannya ditetapkan pada tanggal 28 Juni 1977 bertepatan dengan tanggal terjadinya peristiwa pembunuhan tersebut.
“Dibangunnya Monumen Makam Juang Mandor bukan merupakan lambang kebencian rakyat Kalimantan Barat terhadap bangsa Jepang melainkan sebagai bukti sejarah tentang peristiwa tragis di Kalimantan Barat untuk tidak terulang kembali dimasa mendatang,” ucap Kasatpol PP Ketapang Muslim saat membacakan sejarah Makam Juang Mandor di Hari Berkabung Daerah, Rabu (28/6).
Berdasarkan data surat kabar Jepang yang terbit di Pontianak, Borneo Shinbun terbitan hari Sabtu tanggal 1 Shigatsu 2604 atau tanggal 1 juli 1994 disebutkan sebanyak 21.037 jiwa korban pembunuhan massal yang dikuburkan di 10 buah makam di Mandor.
Dan sekarang setiap tanggal 28 Juni diperingati sebagai Hari Berkabung Daerah untuk mengenang para pahlawan Kalbar yng gugur tersebut.(naf)