loading=

Tiga Kabupaten di Kalbar Terendah Penyerapan Belanja Daerah

Gubernur Kalbar Sutarmidji membeberkan penyerapan belanja daerah kabupaten/ kota di Kalbar saat rakor keuangan daerah, Kamis (4/5)
Gubernur Kalbar Sutarmidji membeberkan penyerapan belanja daerah kabupaten/ kota di Kalbar saat rakor keuangan daerah, Kamis (4/5). Foto: dian

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Tiga kabupaten di Kalbar tercatat merupakan kabupaten yang terendah penyerapan belanja daerah pada tahun 2022.

Ketiga kabupaten itu yakni Kabupaten Ketapang dengan target Rp2.639 miliar terealisasi Rp2.147 miliar atau hanya 81,38 persen.

Kabupaten Bengkayang dengan target Rp1.441 miliar terealisasi Rp1.182 miliar atau 82,01 persen serta Kabupaten Sintang dengan target Rp1.975 miliar namun terealiasi Rp1.656 miliar atau 83,85 persen.

Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menegaskan pemerintah kabupaten/kota harus dapat berinovasi melakukan percepatan dalam realisasi belanja.

“Saya minta daerah lebih serius lagi untuk pelototi sumber-sumber pendapatan dan melakukan inovasi melakukan peningkatan pendapatan di masing-masing daerah,” tegasnya saat membuka rakor keuangan daerah se-Kalimantan Barat, Kamis (4/5).

Sutarmidji mengingatkan agar seluruh daerah dapat menyampaikan data yang valid tentang pendapatan asli daerah, misalnya retribusi dan pajak daerah harus menggunakan data-data yang valid.

Baca Juga:

Sebab menurutnya apabila data yang digunakan tidak sesuai maka berakibat penyerapan belanja daerah terkendala.

“Penyusunannya harus dengan data yang valid kalau tidak maka akan merepotkan mereka (Pemkab/Pemkot) dalam merealisasikan belanja. Nah, ini harus jadi perhatian,” tegas Sutarmidji.

Sementara itu untuk tiga Kabupaten lainnya terbilang optimal dalam realisasi belanja daerah yakni Kubu Raya sebesar 93,59 persen Kapuas Hulu 91,35 persen dan Landak 90,27 persen.

Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menuturkan Langkah-langkah kebijakan-kebijakan yang berpihak ke hak dasar masyarakat maka linear dengan serapan yang tercapai.

Sebab dengan percepatan belanja PAD yang dilakukan akan terjadi perputaran ekonomi.

“Inikan bersifat investasi terhadap sumber daya manusia. Dan meringankan beban rumah tangga misalnya berupaya mengurai angka pengangguran sehingga tidak terjadi kemiskinan ekstrem dan ini terbukti 14,02 persen angka kemiskinan dan ini paling terendah,” jelas Muda (dian)