Kesejahteraan Buruh di Ketapang Masih Minim

Ratusan buruh yang tergabung dalam FSPMI, SPPK, SPEE dan FSPMI Garda Metal melakukan aksi demo di Kantor Bupati Ketapang, Kantor DPRD, Kantor Dinas Penanaman Modal Pelayanan Perizinan dan Kantor Disnakertrans Ketapang, Senin (1/5) dalam rangka memperingati Hari Buruh. Foto: naufal
Ratusan buruh yang tergabung dalam FSPMI, SPPK, SPEE dan FSPMI Garda Metal melakukan aksi demo di Kantor Bupati Ketapang, Kantor DPRD, Kantor Dinas Penanaman Modal Pelayanan Perizinan dan Kantor Disnakertrans Ketapang, Senin (1/5) dalam rangka memperingati Hari Buruh. Foto: naufal

Ketapang, BerkatnewsTV. Ratusan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Serikat Pekerja Perkebunan dan Kehutanan (SPPK), FSPMI Serikat Pekerja Elektronik Elektrik (SPEE) dan FSPMI Garda Metal melakukan aksi demo di Kantor Bupati Ketapang, Kantor DPRD, Kantor Dinas Penanaman Modal Pelayanan Perizinan dan Kantor Disnakertrans Ketapang.

Aksi demo dalam rangka memperingati Hari Buruh yang jatuh pada Senin (1/5).

Ketua FSPMI Ketapang Syahbandi menjelaskan, aliansi buruh menyampaikan 6 tuntutan dalam orasi tersebut yaitu:

  1. Cabut Omnibus Law UU No 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja.
  2. Sahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT).
  3. Tolak RUU Omnibus Law Kesehatan.
  4. Jalankan Reforma Agraria dan Kedaulatan Pangan.
  5. Pilih presiden 2024 yang pro buruh dan klas pekerja.
  6. Cabut Parliamentary Threshold 4%

Baca Juga:

“Untuk kesejahteraan buruh di Ketapang masih minim ya, masih banyak karyawan kontrak, Buruh Harian Lepas (BHL) dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) yang diperuntukkan untuk para karyawan tetap, kami berharap itu tidak ada lagi,” terang Syahbandi.

Syahbandi berharap kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang untuk memperhatikan kesejahteraan buruh terutama di daerah penghuluan Kabupaten Ketapang terutama pada akses jalan, kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Untuk pemerintah daerah, akses jalan, sandang pangan dan BBM sangat mahal, kami di daerah penghuluan bensin saja 20 ribu,” pungkasnya.(naf)