Sanggau, BerkatnewsTV. Petani di Sanggau dikabarkan enggan menjual gabah ke Badan Usaha Logistik (Bulog) dikarenakan beberapa hal.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan Hortikultura dan Perikanan (DKPTPHP) Kabupaten Sanggau Kubin mengungkapkan hal itu dikarenakan dua alasan utama.
Pertama karena harga gabah yang dibeli Bulog lebih rendah dari pada harga yang mereka jual ke pasar.
“Artinya ada pembeli lain yang membeli dengan harga tinggi dibandingkan Bulog. Itu salah satu sebabnya,” ujar Kubin, Rabu (15/3).
Kedua, lanjut Kubin, petani di Kabupaten Sanggau umumnya masih memegang adat istiadat dan budaya.mereka.
Baca Juga:
“Pada tradisi budaya dan adat istiadat ini ada istilah Pamali. Pamali artinya berdoda atau tidak boleh sehingga dilarang menjual gabah maupun beras karena akan memutus rejeki, sehingga ada rasa takut mereka menjual ke pihak lain,” jelasnya.
Ia sebutkan beberapa tahun silam pihkanya pernah melaksanakan gerakan serap gabah dan serap beras bekerja sama dengan TNI dan Bulog.
Namun dalam tiga tahun terakhir, gerakan serap gabah tersebut tidak berjalan sesuai harapan.
“Kita sudah mencoba mengakomodir petani-petani kita untuk menjual gabahnya kepada Bulog. Itu dimaksudkan agar produksi petani terjual ke Bulog sehingga petani mendapatkan hasil. Sangat disayangkan ternyata serap gabah tersebut vakum alias tidak jalan dengan beberapa alasan,” tuturnya.(pek)