Kubu Raya, BerkatnewsTV. Perbedaan data stunting ternyata terjadi hampir di seluruh daerah di Provinsi Kalimantan Barat.
Hasil data dari Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan RI tidak sinkron alias tidak sama dengan data yang dikeluarkan elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) dari Dinas Kesehatan setempat.
Salah satu contoh terjadi di Kabupaten Kubu Raya, berdasarkan data SSGI di tahun 2022 bahwa angka kasus stunting 27,6 persen, sedangkan menurut e-PPGBM hanya sebesar 6,8 persen,
“Katakanlah saat ini ada perbedaan data, kalau di SSGI 27,6 persen sedangkan di e-PPGBM kita sudah di 6,8 persen, nah, ini kita harapkan agar bisa dipadankan antara dua data yang berbeda itu. Mudah-mudahan bisa. Memang itu terkait dengan data,” kata Sekda Pemkab Kubu Raya Yusran Anizam.
Namun sambung Yusran, hal itu tidak akan melemahkan Pemkab Kubu Raya untuk terus menurunkan stunting.
Baca Juga:
- Jauh Dari Fakta, Muda Ragukan Data Stunting SSGI
- Paolus Hadi Protes Data Stunting SSGI Berbeda Dengan E-PPGBM
“Kita akan terus berupaya dan berusaha dengan semua stakkeholder agar stunting bisa diturunkan,” ucapnya.
Langkah yang telah diambil Kubu Raya untuk menurunkan stunting disebutkaan Yusran adalah melalui program pengadaan USB Portabel di setiap desa yang alokasi anggarannya bersumber dari APBDes.
Kemudian program Salju (Selasa – Jumat), dimana setiap petugas Puskesmas mendatangi dari rumah ke rumah melakukan pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan anak.
“Ditambah lagi, sekarang ini Pemkab Kubu Raya telah menggencarkan pendataan setiap rumah melalui sistem berbasis geospasial yang didalamnya lengkap data dan informasi yang akurat,” tuturnya.(tmB)