Pontianak, BerkatnewsTV. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan penghargaan kepada Pemkab Kubu Raya atas keberhasilannya menurunkan angka prevelensi stunting. Berdasarkan Data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, angka prevelensi stunting 27,6 persen.
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI Eny Gustina menilai turunnya angka stunting di Kubu Raya menunjukan kuatnya komitmen pemda yang bekerja secara masif.
Menurut dia, hal itu disebabkan karena kuatnya komitmen Bupati Kubu Raya yang kemudian ditindaklanjuti dengan berbagai upaya dan inovasi.
“Sekali lagi saya apresiasi kepada kabupaten/kota yang turunnya luar biasa, yakni untuk Kabupaten Kubu Raya dengan grafiknya yang terjun bebas,” ujarnya disela penyerahan penghargaan di Pontianak, Rabu (22/2).
Baca Juga:
- Kasus Stunting Kubu Raya Dibawah Angka Nasional
- Stunting Turun, Salju Hantarkan Kubu Raya Nominasi PPD
Sementara itu Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menyebut keberhasilan penanganan stunting terkait erat dengan komitmen pembangunan di desa. Khususnya terkait dengan 54 indikator dari Indeks Desa Membangun (IDM) yang kesemuanya punya kaitan dengan pencegahan stunting.
“Peningkatan jumlah desa mandiri di Kalimantan Barat diharapkan juga dapat mempercepat penurunan angka prevalensi stunting dan kemiskinan di Provinsi Kalimantan Barat,” ucapnya.
Sekretaris Daerah Pemkab Kubu Raya Yusran Anizam mengatakan keberhasilan tersebut tidak terlepas dari penerapan inovasi sistem data informasi berbasis geospasial di Kubu Raya.
“Kita ada inovasi sistem informasi data berbasis geospasial terkait dengan pemetaan data dalam bentuk nama, alamat, lokasi, posisi koordinat, dan informasi berbasis peta ruang kebumian. Lengkap semuanya. Sehingga lebih faktual, akurat, mutakhir, terpadu, dan langsung dari sumbernya,” terangnya.
Yusran menyebutkan penanganan stunting telah dilakukan sejak 2019 lalu. Bupati Kubu Raya telah melakukan kebijakan untuk mengadakan alat USG Portabel di setiap Puskesmas di Kubu Raya.
“Sehingga ibu-ibu mengandung sudah terkawal sejak masa kehamilan dan kapan waktu melahirkan pun sudah bisa diprediksi dan dipersiapkan,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah kabupaten juga mempunyai inovasi Selasa-Jumat (Salju) Terpadu. Yakni kegiatan pelayanan kesehatan dengan sistem jemput bola ke rumah-rumah warga.
Di mana pada setiap hari Selasa dilakukan pelayanan kesehatan keluarga seperti pemeriksaan ibu hamil, balita, imunisasi, pemberian vitamin, KB, kandungan, dan persalinan. Adapun di hari Jumat diberikan pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit menular dan tidak menular.(tmB)