Ketapang, BerkatnewsTV. Untuk menurunkan kasus stunting dan kemiskinan di Kabupaten Ketapang ada beberapa hambatan yang terjadi di lapangan.
Diantaranya cakupan wilayah yang luas dan infrastruktur yang kurang memadai, blank spot sinyal seluler dan ketersedian listrik daerah.
“Ketapang ini luas wilayahnya infrastruktur kita akui belum secara optimal, juga sinyal katakanlah komunikasi yang blank spot itu juga pengaruh karena masyarakat informasi, selain itu terhadap ketersedian listrik ini juga punya persoalan karena banyak alat-alat yang terkoneksi membutuhkan listrik untuk pengoperasiannya,” jelas Wakil Bupati Ketapang Farhan.
Baca Juga:
Data stunting di Ketapang menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukan pada tahun 2021 sebesar 23,6% dan tahun 2022 berada pada angka 22,3%.
Farhan pun memerintahkan seluruh OPD untuk memperbaiki data yang akurat mengenai kasus stunting ini, karena data tersebut masih belum valid atau masih banyaknya survei data dari berbagai sumber dan berbeda angka.
“Sampai dengan hari ini soal data mau dikatakan valid tapi banyak sumber-sumber data. Data stunting ada yang menggunakan SSGI dan menggunakan data-data lain. Tentu ini mempengaruhi juga dalam upaya penurunan karena dari waktu ke waktu ketika data tidak valid tentu upaya penurunan juga tidak valid,” pungkasnya.(naf)