Description

Dibalik Kehebatan Tatung Ternyata Syarat dan Pantangan Ini Jangan Dilanggar

Atraksi Tatung yang memeriahkan perayaan Cap Go Meh di Bengkayang. Sebelum melakukan atraksi, tatung harus mengikuti menjalani ritual adat sebagai syarat dan pantangan yang tidak boleh dilanggar
Atraksi Tatung yang memeriahkan perayaan Cap Go Meh di Bengkayang. Sebelum melakukan atraksi, tatung harus mengikuti menjalani ritual adat sebagai syarat dan pantangan yang tidak boleh dilanggar. Foto: alex

Bengkayang, BerkatnewsTV. Atraksi Tatung identik dengan perayaan Cap Go Meh (CGM). Seperti di Kabupaten Bengkayang, selalu diadakan atraksi Tatung dengan menusuk bagian tubuh tertentu, atraksi menyayat lidah, tangan dan kaki dan duduk/berdiri di atas tandu yang dipenuhi senjata tajam tanpa terluka maupun mengeluarkan darah. Bagaimana ini bisa terjadi?

Saat ditelusuri lebih jauh, terdapat beberapa syarat yang wajib dipatuhi Tatung. Sebelum melakukan atraksinya, seorang tatung wajib melakukan puasa selama 7 hari dengan hanya makan nasi dan garam.

Pantangannya berupa rebung, daging (semua jenis daging), sayuran, tidak melakukan hubungan intim dan minuman beralkohol. Apabila syarat tidak dipenuhi, maka pelaku tidak diperbolehkan menjadi Tatung. Sebelum tampil, akan diadakan ritual adat terlebih dahulu menggunakan sesajian khusus.

Sekretaris Pembina BaMeRa (Bala Merah Rajaria), Virgo mengatakan sebelum tampil tatung harus latihan atraksi dulu.

“Terus ada ritual adat untuk memasukkan roh Leluhur. Ritual adatnya wajib ada sesajian karena memanggil roh. Ritual biasanya dilakukan oleh ketua adat masing-masing yang mengikuti Tatung dari daerah setempat,” ucapnya saat ditemui BerkatnewsTV, Minggu (12/2).

Baca Juga:

Saat atraksi, dipastikan Tatung dalam keadaan setengah sadar, karena adanya roh leluhur yang masuk ke tubuh. Ada mantera khusus yang dibisikkan agar ia dapat menusuk pipi, telinga, bibir atau bagian tubuh lainnya.

“Sebelum ditusuk ada bacaannya terus dioles pakai air Makso biar tidak berdarah. Hal itu dikarenakan roh leluhur sudah mendiami tubuh Tatung. Kan mereka udah kebal” imbuhnya.

Saat selesai atraksi, ada orang khusus yang mengobati bekas tusukan agar tidak berbekas dan lekas sembuh, tidak lupa mantera dan air Makso sebagai penghantarnya.

Berbeda dengan naga yang melakukan ritual bakar naga untuk mengembalikan roh naga ke kahyangan. Untuk mengeluarkan roh leluhur perlu dilakukan ritual Matek/Nyampak (dalam bahasa Dayak Bekati) dengan sesajian khusus seperti saat memasukkannya.

“Untuk keluarkan ya tinggal dibalik pakai ritual awal seperti Matek atau Nyampak” pungkasnya.(lex)