Sambas, BerkatnewsTV. Melati (39) tak dapat menahan isak tangisnya ketika bertemu kembali dengan orang tuanya di kampung halaman Dusun Semeru Desa Mekar Sekuntum Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas pada Jumat (10/2).
Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Sambas itu sempat dinyatakan hilang oleh pihak keluarga selama tujuh sejak kepergiannya ke Kuching Malaysia untuk bekerja.
Saat itu Agustus tahun 2015, seorang calo yang juga asal Sambas menawarkan Melati untuk bekerja di Kuching Malaysia dengan iming – iming gaji yang tinggi meskipun tanpa dokumen lengkap.
Namun ternyata, PMI asal sambas itu dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga di rumah seorang samseng yang cukup ditakuti di Malaysia.
Selang beberapa kemudian, si calo mengantarkan handphone milik Melati kepada orang tua kandungnya.
“Saya sudah mulai curiga kenapa handphone Melati dikembalikan,” kata Riduan ayah Melati.
Baca Juga:
- Pergi ke Malaysia Malam Hari, 43 PMI Non Prosedural Diamankan
- PMI Asal Sulsel Positif Omicron Masuk Lewat Entikong
Padahal, sambung Riduan, handphone itu sangat penting untuk sarana komunikasi Melati dengan orang tua di kampung halaman.
“Sejak saat itu lah komunikasi dengan Melati terputus, tidak bisa lagi. Saya curiga pasti ada sesuatu yang tidak beres. Namun kami tidak bisa melakukan apapun,” ucapnya.
Pengakuan Melati tambah Riduan, anaknya tidak boleh keluar rumah oleh samseng. Bahkan kerap mendapati kekerasan akibatnya mengalami trauma.
“Ternyata banyak juga pekerja lain dari negara lain yang mengalami serupa. Tapi ada yang berhasil melarikan diri,” tuturnya.
Atas bantuan pihak KJRI di Malaysia, akhirnya Melati berhasil ditemukan dan dibawa kembali ke Sambas melalui PLBN Entikong.
“Alhamdullilah kami sekarang sudah lega Melati bisa berkumpul dengan keluarga lagi. Dan kami tidak akan lagi mengijinkan anak – anak untuk bekerja di Malaysia,” tegasnya.(dra)