Pontianak, BerkatnewsTV. Hari raya Imlek dimanfaatkan sebagian masyarakat Tionghoa untuk mendulang cuan. Seperti yang dilakoni Asong (55) seorang warga Sungai Raya Dalam Pontianak Selatan dengan berjualan bunga Mei Hwa.
Dari bisnisnya ini, ia sukses meraup puluhan jutan rupiah. Hanya dengan merangkai bunga Mei Hwa berwarna pink dan merah di dahan pohon kayu asli menggunakan kawat.
“Untuk menganyam kawat-kawat ini membutuhkan keuletan, semakin banyak lengkungan pada akar akan semakin sulit menganyamnya,” ucap pria yang telah 12 tahun menggeluti bisnis bunga Mei Hwa saat menjelang Imlek ketika ditemui berkatnewsTV, Kamis (19/1).
Baca Juga:
Ukuran bunga Mei Hwa yang dirangkainya satu meter lebih dengan membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 hari kerja. Akar – akar pohon yang digunakan ia peroleh dari Kabupaten Ketapang. Alhasil, ia menjual satu pohon bunga Mei Hwa dengan harga bervariasi mulai dari Rp300 ribuan hingga Rp1 jutaan.
“Sejak Bulan Desember lalu saya sudah siapkan, hingga saat ini telah terjual 40 pohon. Pembelinya dari berbagai daerah di Kalbar seperti dari Sungai Aya Sintang, mereka ada juga untuk jual lagi dan ada juga penghoby bunga. Sedangkan keuntungannya naik hingga 70 persen dari tahun sebelumnya. Jadi sekitar Rp 30 Juta,” ungkapnya.
Seorang pedagang di Desa Parit Baru, Melani mengaku telah memasok asesoris Imlek sejak sebulan yang lalu.
Aksesoris beraneka ragam, seperti lampion, nanas, stiker kelinci, bunga untuk pohon mehwa, serta mehwa, pernak Pernik keranjang bawang dan ampao.
“Yang paling dicari konsumen itu, nanas, lampion, amplop angpau, tempelan-tempelan hias Imlek,” terangnya.(dian)