Petaka Lato – lato, Siswa Kubu Raya Dilarang Main di Sekolah

Permainan lato - lato yang saat ini viral dan digemari kalangan anak - anak membawa petaka bagi bocah siswa kelas 3 SD Negeri Sungai Raya yang terpaksa harus dirawat di rumah sakit. Dan sekarang ini kondisinya sedang dalam pemulihan. Foto: fan
Permainan lato - lato yang saat ini viral dan digemari kalangan anak - anak membawa petaka bagi bocah siswa kelas 3 SD Negeri Sungai Raya yang terpaksa harus dirawat di rumah sakit. Dan sekarang ini kondisinya sedang dalam pemulihan. Foto: fan

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Permainan lato – lato yang saat ini viral dan digemari kalangan anak – anak ternyata membawa petaka bagi bocah siswa kelas 3 SD Negeri 07 Sungai Raya berinisial AN.

Ia menjadi korban permainan lato-lato yang mengakibatkan mengalami cedera di bagian mata sebelah kiri hingga terpaksa harus dirawat di rumah sakit.

Akibat dampak negatif itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kubu Raya mengeluarkan larangan kepada seluruh siswa untuk tidak membawa dan bermain lato – lato di seluruh sekolah Kubu Raya.

“Permainan lato-lato ini menimbulkan suara bising yang dapat mengganggu suasana belajar di sekolah dan juga bisa mengakibatkan cedera,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya M. Ayub, Rabu (11/1).

Baca Juga:

Maka, Ayub menegaskan kepada seluruh warga satuan pendidikan dilarang membawa dan memainkan lato-lato di lingkungan satuan pendidikan.

“Diminta kepada kepala satuan pendidikan membuat regulasi larangan dan sanksi terkait permainan lato-lato di lingkungan satuan pendidikan,” tegasnya.

Ayub juga meminta kepala satuan pendidikan melakukan koordinasi dan komunikasi intensif dengan Komite Sekolah dan orang tua peserta didik.

“Pendidik dan tenaga kependidikan wajib mengawasi agar peserta didik tetap aman selama berada di lingkungan satuan pendidikan,” imbaunya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya Marijan, mengungkapkan peristiwa itu terjadi seminggu lalu. Bocah 8 tahun itu pun langsung dibawa ke RSUD dr Soedarso untuk dilakukan operasi.

“Serpihannya memasuki mata dan mengakibatkan bola mata tersebut luka. Sehingga pada saat terkena, si korban tidak bisa membuka matanya. Lalu orang tuanya bergegas membawa ke rumah sakit Soedarso untuk dilakukan penanganan dan korban pun dirawat selama dua hari,” jelas Marijan.

Namun saat ini korban telah memasuki masa pemulihan setelah sempat dirawat selama dua hari di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedarso Pontianak.

“Kondisinya sudah mulai pulih dan bisa melihat kembali hanya masih kabur matanya,” jelasnya.(tmB/rob)