Description

Pelaku UMKM Dilatih Tenun Sabang Merah

Ketua Dekranasda Kabupaten Sanggau, Arita Apolina saat membuka pelatihan tenun sabang merah yang diikuti para pelaku UMKM pada Rabu (30/11) yang merupakan kain khas Sanggau
Ketua Dekranasda Kabupaten Sanggau, Arita Apolina saat membuka pelatihan tenun sabang merah yang diikuti para pelaku UMKM pada Rabu (30/11) yang merupakan kain khas Sanggau. Foto: pek

Sanggau, BerkatnewsTV. Sejumlah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dilatih cara membuat tenun kain sabang merah.

“Harapan kita melalui proses, kita diberi kesempatan, peserta maupun masyarakat yang punya bakat, minat dan talenta untuk mengembangkannya di dekranasda ini. Mari bergabung dan terus berupaya melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif untuk masyarakat kita,” harap Ketua Dekranasda Kabupaten Sanggau, Arita Apolina.

Arita juga berharap, kedepannya akan ada proses peningkatan ekonomi dengan pengelolaan hasil tenun tersebut.

“Selain membuat sejarah untuk Kabupaten Sanggau, tentu banyak hal yang perlu kita persiapkan, terutama dari hasil tenun kita, apakah nanti kita menyiapkan sejenis lomba, lomba hasil karya tenun, lomba desaine tenun atau proses pengenalan tenun kita ke daerah lain atau ke nusantara apa yang sudah kita lakukan,” ungkapnya.

Baca Juga:

  • 500 Hektare Untuk Budidaya Biofortifikasi
  • DAK dan DAU Perbaiki Tujuh SMP

Kabid Perindustrian dan UMKM pada Dinas Perindagkop Kabupaten Sanggau, Silvester Roy mengatakan pelatihan tenun yang digelar pada Rabu (30/11) ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat jangka panjang.

Apalagi dimasa pascapandemi ini banyak yang terdampak di sektor UMKM khususnya masyarakat yang ekonomi menengah.

“Pelatihan ini bukan sekedar bantalan seperti jangka pendek melainkan lebih ke jangka panjang yaitu bagaimana meningkatkan sumber daya masyarakat untuk membuat suatu produk yang notabene punya pendekatan kedaerahan, kenapa pendekatan kedaerahan karena itu bisa masuk menjadi kategori barang khusus, barang yang bisa menjadi image, barang menjadi khas oleh-oleh sehingga pengrajin itu setidaknya punya pasar dengan benda-benda hasil pengrajin itu sendiri,” jelasnya.(pek)