Description

Guru di Perbatasan RI – Malaysia Curhat Dengan Mendikbudristek

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim bertemu dengan guru di Entikong perbatasan RI - Malaysia untuk mendapatkan aspirasi dan berdikusi tentang pendidikan, Rabu (26/10). Foto: pek
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim bertemu dengan guru di Entikong perbatasan RI - Malaysia untuk mendapatkan aspirasi dan berdikusi tentang pendidikan, Rabu (26/10). Foto: pek

Sanggau, BerkatnewsTV. Setelah melakukan kunjungan kerja di Kota Pontianak dan Kota Sanggau, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim melanjutkan perjalanannya menuju Kecamatan Entikong wilayah perbatasan Indonesia – Malaysia. Nadiem pun bermalam di SMK Negeri 1 Entikong.

Para siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan (PTK) yang tinggal di asrama SMKN 1 Entikong tidak menyangka sekolahnya di singgahi Nadiem.

“Enam tahun memimpin sekolah di sini, baru kali ini Mas Menteri datang, tentu kami sangat senang dan berbahagia sekali, kami tidak menyangka, sekolah yang hanya dua kilometer dari batas negara Indonesia dan Malaysia ini didatangi Mas Menteri,” ujar Kepala SMK Negeri 1 Entikong, Adi Ahmadi kepada wartawan, Rabu (27/10).

Setibanya di SMK Negeri 1 Entikong,, Mendikbudristek langsung berdialog dengan para murid dan PTK.

“Alhamdulillah saya bisa berada di sekolah perbatasan ini untuk mendengarkan aspirasi adik-adik, serta ibu dan bapak yang saya banggakan. Saya tau sekolah ini ada tiga guru mengikuti Program Guru Penggerak dan berani menerapkan Kurikulum Merdeka. Luar biasa semangat transformasinya,” ujar Nadiem.

Tujuan dari kehadiran Menteri Nadiem di sekolah daerah terdepan ini adalah untuk menangkap aspirasi warga sekolah di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) dan untuk memastikan manfaat kebijakan dan program Merdeka Belajar dirasakan seluruh pemangku kepentingan.

Dedi, guru jurusan produk kreatif dan kewirausahaan mengaku senang atas kedatangan menteri termuda Kabinet Indonesia Maju ini.

“Kedatangan Mas Menteri yang santai ini bagaikan durian runtuh bagi kami di daerah perbatasan. Dari awal saya mendengar Merdeka Belajar, rasanya senang sekali,” ungkap Dedi.

Baca Juga:

Saat diskusi dengan Menteri, Dedi memyempatkan diri bertanya kepada Mendikbudristek seperti apa caranya menjelaskan secara singkat apa itu Merdeka Belajar karena banyak sekali kebijakan dan programnya yang bermanfaat.

Dijelaskan Mendikbudristek bahwa secara singkat dan umum, Merdeka Belajar memberikan kepercayaan kembali kepada kepala sekolah, guru, dan peserta didik. Sekolah diberikan otonomi. Guru diberikan kebebasan untuk fokus mengajar dan mulai terlepas dari beban kerja administratif. Murid diberikan kebebasan untuk mendalami minat dan bakatnya.

“Saya ingin melalui Merdeka Belajar, bersekolah itu menjadi menyenangkan dan benar-benar berguna. Contohnya, SMK Pusat Keunggulan yang diluncurkan sebagai salah satu episode Merdeka Belajar. Kalau ada industri yang berkontribusi, Kemendikbudristek juga memberikan dana padanan. Kenapa kami melakukan itu? Kami ingin SMK di Indonesia tersambung dengan industri secara maksimal,” ungkap Nadiem.

Penyesuaian pemanfaatan Dana BOS yang juga menjadi salah satu episode Merdeka Belajar turut dijadikan contoh Mendikbudristek ketika mengelaborasi apa yang dimaksudnya dengan memberikan otonomi kepada sekolah.

“Dana BOS yang sekarang besarannya lebih berpihak kepada sekolah-sekolah di daerah 3T juga kini ditransfer langsung ke sekolah. Kami percaya kepala sekolah lah yang paling tau apa yang dibutuhkan guru dan muridnya untuk mencapai hasil belajar yang terbaik,” terang Menteri Nadiem.

Produk teknologi pun disinggung Menteri Nadiem kepada kepala sekolah SMKN 1 Entikong.

“Sekarang ada Aplikasi SIPlah. Jadi akses Bapak terhadap barang-barang bermutu yang membantu pembelajaran sudah sama dengan sekolah di kota-kota besar. Bapak juga bisa pakai aplikasi ARKAS untuk membantu Bapak membuat laporan keuangan. Sehingga Bapak bisa lebih fokus memerhatikan para guru dan murid, tidak berkutat dengan hal-hal administratif yang membebankan,” imbuhnya.

Menteri Nadiem yang juga lama merasakan tinggal di asrama selama mengenyam pendidikan, sempat bercanda dengan para murid SMKN 1 Entikong tentang suka duka hidup di asrama. (pek)