BPBD Sanggau Dirikan Posko Penanggulangan Banjir

Anggota TRC saat memasang spanduk posko banjir di Gor Bujang Malaka Sanggau, Minggu (16/10).
Anggota TRC saat memasang spanduk posko banjir di Gor Bujang Malaka Sanggau, Minggu (16/10). Foto: pek

Sanggau, BerkatnewsTV. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sanggau mendirikan beberapa posko penanggulangan banjir di dalam kota yakni di Sekretariat TRC, GPU, lingkungan Liku dan SD Negeri 04 Sanggau.

Kasi Pencegahan Bencana BPBD Kabupaten Sanggau Kristian Hendro mengatakan, posko-posko yang didirikan tersebut sebagai pusat koordinasi dan komunikasi antara BPBD, TRC dan Tagana serta tempat menampung logistik yang akan didistribusikan kepada warga korban banjir.

“Teman-teman dari BPBD, TRC dan Tagana standby di sana (posko). Jadi, apabila ada warga yang akan mengungsi, kita sudah siap,” jelasnya, Senin (17/10).

Selain di tiga lokasi dalam kota Sanggau itu, Posko Penanggulangan Bencana juga didirikan di masing-masing kecamatan terdampak banjir.

“Ada enam kecamatan yang dilanda banjir, yaitu Mukok, Kapuas, Meliau, Tayan Hilir, Toba dan Jangkang,” bebernya.

Hendro menuturkan,, berdasarkan pemantauan dan laporan masyarakat dan media sosial banjir meluas di beberapa wilayah. Terutama di pemukiman yang berada di dataran rendah dan di pinggiran Sungai Kapuas.

Berdasarkan data per Minggu 16 Oktober 2022, banjir di Kecamatan Mukok melanda Desa Kedukul, Desa Semuntai dan Desa Inggis. Di Desa Kedukul, banjir terjadi di Dusun Kedukul yang menyebabkan 17 rumah terendam dan 788 jiwa dan 249 KK terdampak.

Selain itu, banjir di Desa Kedukul juga melanda dusun lainnya. Yakni Dusun Ubai yang menyebabkan 22 rumah terendam dan 370 jiwa dari 120 KK terdampak, Dusun Malan I yang menyebabkan 5 rumah terendam dan 125 jiwa dari 75 KK terdampak serta Dusun Malan II yang menyebabkan 12 rumah terendam dan 90 jiwa dari 25 KK terdampak.

“Masyarakat sudah ada yang mengungsi ke rumah keluarga dekat dan mengungsi ke GPU Kecamatan Mukok. Data sementara yang mengungsi sebanyak 12 jiwa dari 6 KK,” terang Hendro.

Sementara di Desa Semuntai banjir melanda Dusun Pelaik, Dusun Semuntai, Dusun Sei Akar dan Dusun Sei Olai. “Di Pelaik 4 rumah terendam dan 89 jiwa dari 22 KK terdampak, di Semuntai 29 rumah terendam dan 518 jiwa dari 165 KK terdampak, di Sei Akar 5 rumah terendam dan 321 jiwa dari 93 KK terdampak, di Sei Olai 7 rumah terendam dan 111 jiwa dari 28 KK terdampak,” ungkap Hendro. Total yang mengungsi 24 jiwa dari 8 KK. Mereka mengungsi me Balai Dusun Semuntai dan Gedung PAUD Sei Olai,” imbuhnya.

Kemudian di Desa Inggis, banjir Malanda empat dusun. Yakni di Dusun Inggis yang menyebabkan 6 rumah terendam dan 398 jiwa dari 99 KK terdampak, di Dusun Mangkuk II yang menyebabkan 2 rumah terendam dan 280 jiwa dari 71 KK, di Dusun Tanjung Priok yang menyebabkan 27 rumah terendam dan 172 jiwa dari 43 KK terdampak, serta di Dusun Sejata yang menyebabkan 15 rumah terendam dan 612 jiwa dari 153 KK terdampak.

“Di wilayah ini juga sudah ada masyarakat yang mengungsi. 21 jiwa dari 5 KK mengungsi ke rumah keluarga terdekat dan 4 jiwa dari 1 KK mengungsi ke Tribun Lapangan Bola Mangku II,” ujar Hendro.

Selanjutnya di Kecamatan Kapuas, dia menuturkan, banjir terjadi di Desa Penyaladi, Kelurahan Tanjung Kapuas, Kelurahan Tanjung Sekayam, Kelurahan Beringin, Kelurahan Sungai Sengkuang, Desa Nanga Biang, Desa Sungai Muntik, Desa Sungai Batu, Desa Sungai Alai, Desa Semerangkai dan Desa Lintang Kapuas.

“Banjir di Desa Penyaladi menggenangi jalan dan pemukiman warga dengan ketinggian antara 10 hingga 75 centimeter. Areanya di Dusun Balai Nanga yang menyebabkan 1.000 jiwa dari 250 KK terdampak, di Dusun Penyaladi Hulu yang menyebabkan 74 jiwa dari 18 KK terdampak dan di Dusun Penyaladi Hilir yang menyebabkan 500 jiwa dari 160 KK terdampak,” kata Hendro.

Di Kelurahan Tanjung Kapuas, lanjut dia, 661 jiwa dari 177 KK terdampak dan banjir menggenangi jalan dan area pemukiman warga dengan ketinggian 10 hingga 80 centimeter. Di Kelurahan Tanjung Sekayam 15 jiwa dari 6 KK terdampak dan banjir menggenangi jalan dan area pemukiman dengan ketinggian 10 hingga 100 centimeter.

Baca Juga:

Kemudian di Kelurahan Ilir Kota, sambung Hendro, 7 rumah terendam dan 606 jiwa dari 242 KK terdampak. Banjir menggenangi jalan dan area pemukiman warga dengan ketinggian 10 hingga 25 centimeter. Di Kelurahan Beringin, sebanyak 1.292 jiwa dari 468 KK terdampak.

“Banjir menggenangi jalan pemukiman warga di Jalan Pangsuma, Jalan Gajah Mada, Jalan Agus Salim dan komplek Gereja Katedral dengan ketinggian 10 hingga 100 cm. Sedangkan di lingkungan Liku, banjir menggenangi jalan pemukiman warga dengan ketinggian 10 hingga 90 centimeter,” katanya.

Banjir di Kelurahan Sungai Sengkuang, dikatakan Hendro menggenangi lingkungan pemukiman warga dan
menggenangi beberapa titik di Jalan Dr. Surono dengan ketinggian 10 hingga 120 centimeter dan menyebabkan 2.575 jiwa dari 775 KK terdampak, serta di lingkungan Mensarang menyebabkan 432 dari 135 KK terdampak.

“Di Desa Nanga Biang banjir melanda Sebongkup yang menyebabkan 462 jiwa dari 147 KK terdampak, Nanga Biang yang menyebabkan 451 jiwa dari 149 KK terdampak, Sepona ada 163 dari 59 KK terdampak dan Nanga Biang Hilir ada 595 dari 130 KK terdampak. Desa Sungai Muntik masih dalam proses pendataan,” ucapnya.

Di Desa Sungai Batu, masih kata Hendro, 266 rumah terendam dan 423 dari 266 KK terdampak. Selain itu banjir juga menerjang Dusun Sei Bemban yang menyebabkan 137 rumah terendam dan 420 jiwa dari 137 KK terdampak, seta Dusun Jonti yang menyebabkan 190 jiwa dari 64 KK terdampak.

Banjir di Desa Sungai Alai, dia menyebut, melanda Sungai Tapang yang menyebabkan 309 jiwa dari 101 KK terdampak, Sungai Kunyit sebanyak 167 jiwa dari 52 KK terdampak, Sungai Alai sebanyak 936 jiwa dari 199 KK terdampak dan Sungai Kodang sebanyak 358 jiwa dari 117 KK terdampak.

“Di Desa Semerangkai banjir terjadi di Dusun Semerangkai yang berdampak pada 216 jiwa dari 67 KK, di Sayu berdampak pada 158 jiwa dari 107 KK, di Mapai Hulu berdampak pada 378 jiwa dari 116 KK, di Mapai Hilir berdampak pada 65 jiwa dari 20 KK dan di Kerosik berdampak pada 129 jiwa dari 37 KK. Banjir di wilayah te sebut menggenangi pemukiman warga dengan ketinggian 30 hingga 90 cm dari permukaan
jalan,” kata Hendro.

Di Desa Lintang Kapuas, dia mengatakan, banjir melanda Lintang Kapuas yang menyebabkan 113 jiwa dari 57 KK terdampak, Jeranai ada 514 jiwa dari 157 KK terdampak dan Jawai ada 186 jiwa dari 48 KK terdampak.

Banjir yang terjadi di Kecamatan Meliau, Hendro mengungkapkan, melanda Desa Pampang Dua, Desa Kuala Buayan, Desa Kuala Rosan, Desa Meliau Hilir, Desa Lalang, Desa Cupang dan Desa Sungai Mayam.

“Di Meliau 3.473 jiwa dari 1.250 KK terdampak banjir. Banjir akibat meluapnya Sungai Kapuas dan Sungai Buayan. Dan di beberapa titik, luapan sungai sudah berangsur surut,” katanya.

Di Kecamatan Toba, Hendro bilang, banjir melanda Desa Bagan Asam, Desa Belungai Dalam dengan ketinggian air antara 20 hingga 150 centimeter. “Jumlah warga terdampak 869 jiwa dari 271 KK, 69 rumah terendam dan 64 jiwa dari 20 KK telah mengungsi,” ucapnya.

Sedangkan di Kecamatan Jangkang, Hendro menyampaikan, banjir melanda Desa Balai sebut yang menyebabkan 238 jiwa dari 79 KK terdampak, dengan ketinggian air antara 50 hingga 150 centimeter.

“Secara umum kondisi banjir akibat meluapnya Sungai Kapuas dan Sungai Buayan di wilayah Kabupaten Sanggau berangsur surut. Namun mengingat prakiraan cuaca dari BMKG masih tingginya curah hujan di wilayah Kalbar dan beberapa kabupaten di bagian hulu sebagian juga masih banjit, kami menghimbau masyarakat agar selalu waspada,” pungkas Hendro. (pek)