Melawi, BerkatnewsTV. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Melawi serta BEM STKIP Melawi yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Melawi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Penolakan itu disampaikan mahasiswa di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Melawi.
Terlihat puluhan mahasiswa datang dengan membawa sejumlah spanduk aspirasi. Antara lain bertuliskan “BBM Naik Rakyat Menjerit, Usut Rente Subsidi BBM, Total Kenaikan BBM”.
”Kami mengharapkan dewan kami yang terhormat bersama pemuda dan mahasiswa Melawi mendesak pemerintah mengambil sikap atas kenaikan BBM,” tegas Koordinator lapangan (Korlap) Dirwansyah saat orasi, Jumat (2/9).
Lima tuntutan yang disampaikan mahasiswa yakni menuntut Pemerintah RI berdaulat dalam mengambil sikap untuk membeli BBM dari negara produsen minyak demi meringankan beban APBN.
Kedua mendesak Presiden RI untuk tidak menaikan harga BBM karena sangat menindas rakyat.
Baca Juga:
Ketiga mendesak Presiden RI memberantas pemburu rente BBM bersubsidi.
Keempat mendesak Presiden RI untuk mengevaluasi badan pengatur hilir minyak dan gas bumi (BPH Migas) karena tidak mampu menjalankan fungsi pengaturan dan pengawasan terhadap penyediaan dan pendistribusian BBM.
Kelima mendesak KPK untuk memeriksa BPH Migas terkait adanya dugaan penyelewengan distribusi BBM yang tidak tepat sasaran.
“Kalau tidak terima atau tidak dikawal kami akan mendatangkan mahasiswa yang lebih banyak lagi,” tegasnya.
Wakil ketua DPRD Melawi Hendegi Januardi Usfa Yusra menyatakan pihaknya akan mengawal aspirasi mahasiswa untuk diteruskan ke DPRD Provinsi dan pusat.
”Kami DPRD Melawi menerima dan menampung tuntutan apa yang adik-adik mahasiswa sampaikan. Dari daerah kami sampai ke pusat karena melihat dengan kondisi ekonomi masyarakat saat ini ditambah harga BBM akan naik,” tuturnya.
Menurut Hendegi kenaikan harga BBM saat ini kurang tepat apalagi daya beli masyarakat menurun dengan harga BBM naik maka akan menyusahkan Rakyat.(tio)