Description

Pemuda Rentan Terpapar Radikalisme Lewat Medsos

Para pemuda yang tergabung dalam KNPI Kubu Raya usai menggelar senam bertajuk Harmoni of Energy sebagai salah satu kegiatan positif untuk mencegah terpapar radikalisme
Para pemuda yang tergabung dalam KNPI Kubu Raya usai menggelar senam bertajuk Harmoni of Energy sebagai salah satu kegiatan positif untuk mencegah terpapar radikalisme. Foto: Tommy

Pontianak, BerkatnewsTV. Pemuda Kalimantan Barat (Kalbar) diingatkan untuk mewaspadai radikalisme yang dapat mengarah kepada aksi terorisme.

Menurut Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan pemuda adalah kelompk yang dianggap paling rentan terpapar radikalisme.

“Kelompok yang intoleran banyak menyasar kepada generasi muda melalui media sosial. Kelompok inilah yang masih rentan karena berada di masa yang sudah dapat menangkap dan mengembangkan nalar sehingga dapat disusupi paham-paham yang intoleran,” kata Ria Norsan.

Apalagi seiring pesatnya kemajuan teknologi dapat membawa dampak baik dan buruk di tengah masyarakat yang heterogen.

Oleh karena itu, peran pemuda sangat penting untuk bersama-sama menjaga kedaulatan NKRI dan paham nasionalis, dimana ideologi negara yaitu Pancasila harus dipelihara sejak dini.

“Aksi yang mengancam semangat kebangsaan menjadi perhatian serius seluruh elemen bangsa, baik pemerintah, dunia pendidikan, maupun lembaga-lembaga pemerhati semangat kebangsaan,” tambah Ria Norsan.

Ria Norsan apresiasi Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalbar yang memberikan pemahaman kepada pemuda lewat pendidikan kebangsaan bertajuk Ekspresi Indonesia Muda Pelibatan Pemuda dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme pada Kamis (21/7).

Baca Juga:

“Ini dimaksudkan untuk memberikan paham-paham nasionalis kepada generasi muda supaya tidak terpapar paham terorisme dan radikalisme di tengah masyarakat,” harapnya.

Ria Norsan memastikan pemerintah akan mengedepankan pencegahan radikalisme dan terorisme sejak dini melalui penguatan pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan beberapa konsensus, yaitu Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Nisan Setiadi menyatakan pihaknya berhenti memberikan edukasi kepada seluruh elemen masyarakat tentang wawasan kebangsaan.

“Termasuk para pemuda karena rentan terpapar radikalisme. Untuk itu pemuda harus aktif pada berbagai aktivitas yang berkualitas, baik di bidang akademis, sosial, keagamaan, seni, budaya, maupun olahraga,” ujarnya.

Semua itu tambah Nisan agar pemuda tidak terjerumus dalam pola pikir intoleran yang dapat mengarah kepada radikalisme.(aws/rfa)