Ketapang, BerkatnewsTV. Dinas Kesehatan Ketapang mencatat angka stunting semakin tahun kian bertambah.
Tahun 2020 jumlahnya 11 kasus namun di tahun 2021 menjadi 10 kasus. Akan tetapi di tahun 2022 melonjak naik hingga 20 kasus. Jumlah tersebut tersebar di 15 desa.
“Tidak hanya ditangani Dinas Kesehatan, stunting ini ditangani secara bersama, Pemerintah Desa, Keluarga Berencana, PUPR, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Dinas Lingkungan Hidup dan instansi lainya,” ucapnya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang Rustami, Jumat (22/7).
Baca Juga:
“Maka dari pada itu kita membuat program konvergensi stunting yaitu menangani secara bersama suatu desa yang sama disebut kolokasi, semua stakeholder terkait menangani sebanyak 51 desa tersebut,” tambahnya.
Dinas Kesehatan bertugas memantau status gizi secara fluktuatif dan preventif, preventif dalam artian yang belum terkena stunting seperti anak-anak remaja ibu hamil dan lainnya. Sedangkan fluktuatif disasarkan kepada masyarakat yang sudah terkena indikasi stunting.
“Pertama kami memantau status gizinya, kedua kami mencari penyebab lain mengapa terjadinya stunting seperti kurangnya pengetahuan, infrastruktur yang buruk, MCK yang tidak memadai dan lainnya, sehingga stunting ini dapat dicegah,” jelasnya.(naf)