Kayong Utara, BerkatnewsTV. The SMERU Research Institute melakukan riset Indeks Ekonomi Inklusif Kayong Utara yang masih relatif rendah.
Direktur The SMERU Research Institute, Widjajanti Isdijoso mengatakan hasil riset akan digunakan para pemangku kepentingan di Kabupaten Kayong Utara sebagai bahan dasar peningkatan pembangunan.
Ia sebutkan, riset lebih difokuskan kepada perkembangan ekonomi dan prospek pengembangan ekonomi kedepan.
“Ada beberapa aspek yang menjadi riset mulai dari infrastruktur hingga sumber daya manusia,” terangnya.
Menurutnya, akses infrastruktur yang terbatas dan tidak tersedia akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan akses terhadap pelayanan publik.
“Selain itu sumber daya manusia dan akses pada lembaga keuangan yang mesti diperbaiki,” terangnya.
Hal itu disampaikan saat diseminasi pembangunan ekonomi inklusif di Kayong Utara, Rabu (20/7).
Baca Juga:
- Empat Indikator Pembangunan Ekonomi Kayong Utara Meningkat
- 15 Tahun KKU, Momentum Tingkatkan Semangat Kerja
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI mendorong pembangunan ekonomi inklusif Kayong Utara dapat ditingkatkan.
Plt. Direktur Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional Kedeputian Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Laksmi Kusumawati mengatakan, kegiatan ini merupakan kesempatan atau momen sangat penting bagi Kabupaten Kayong Utara sebagai salah satu daerah pelaksanaan untuk diseminasi.
“Ke depan, kita perlu mendorong kerjasama dan kolaborasi yang baik ini antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dengan bersama-sama kita dukung bagaimana pemerintah daerah bisa mendorong kondisi pembangunan inklusif di daerah,” ucap Laksmi.
Menurut dia, indeks pembangunan ekonomi inklusif ini menjadi suatu hal paling penting untuk perencanaan di tingkat daerah, karena dengan adanya indeks pembangunan inklusif sudah ada di laporan nasional sehingga ke depan tidak perlu untuk mendorong lagi digunakan dalam perencanaan tingkat daerah.
“Karena dengan adanya indeks pembangunan inklusif ini kita bisa menghitung bagaimana tingkat produktivitas pembangunan di nasional atau daerah,” tambahnya.(tmB)