Pontianak, BerkatnewsTV. Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji kesal harga Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit masih anjlok hingga kini.
Padahal, pemerintah telah menetapkan harga standar TBS di tingkat petani yang rata-rata diatas Rp2.000 per kilogram. Namun kenyataannya hanya berkisar Rp300 – Rp500 per kilogram.
“Saya minta kepada perusahaan perkebunan sawit yang membeli sawit rakyat, patuhi harga TBS yang sudah sama – sama kita tetapkan. Kan ada wakil perusahaan di situ,” tegasnya.
Sutarmidji menilai harga TBS yang dibeli perusahaan tidak wajar karena justru merugikan masyarakat. Maka ia akan meminta Polda Kalbar dan Ombudsman untuk mengawal masalah ini.
“Saya akan minta Kapolda Kalbar dan Ombudsman untuk mengawal harga itu, yang melanggar kita sanksi. Termasuk akan saya sampaikan ke kementerian kalau perlu bekukan perijinan perusahaannya,” tegasnya.
Kekesalan itu disampaikan Sutarmidji tatkala didemo oleh petani sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo) Kalbar pada Jumat (15/7).
Baca Juga:
“Tuntutan masyarakat masalah penurunan pajak, harga pupuk dan sebagainya itu yang membebani supaya bisa murah akan saya sampaikan karena menjadi kewenangan pusat. Sedangkan yang menjadi kewenangan gubernur akan saya laksanakan. Termasuk yang menjadi kewenangan bupati harus tegas,” pintanya.
Ia menyatakan telah mengutus Wakil Gubernur untuk menyampaikan masalah – masalah ini langsung kepada Presiden RI di Jakarta pada saat pertemuan besok.
Sutarmidji juga minta bupati jangan diam dan melakukan pembiaran terhadap perusahaan yang abaikan aturan yang telah ditetapkan.
“Kalau menjadi kewenangan saya akan saya bekukan ijinnya,” tegasnya lagi.
Saat aksi demo, petani yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo) Kalbar mengeluhkan harga TBS yang anjlok.
Harga TBS komulatif di tingkat pengepul di daerah Kalimantan Barat dipatok Rp300 – Rp500 per kilogramnya setelah dikurangi biaya operasional pada periode 6-12 Juli 2022
“Petani resah terkait kebijakan pemerintah hanya tertuju pada kebahagiaan perusahaan namun beban bagi petani sawit,” kata Koordinator lapangan Andi (31), disela aksi demo, Jumat (15/7).
Harga sawit anjlok drastis kemudian harga pupuk belum ada penurunan, harga pupuk saja sekarang Rp500 ribu – Rp700 ribu belum lagi untuk harga di kampung yang bisa sampai satu jutaan karena untuk biaya operasionalnya.(tom)