loading=

Sistem PPDB Akibatkan Siswa Gagal. Chelsea: Pak Gubernur, Kami Ingin Sekolah

Chelsea Rivera, calon siswa yang tak lolos PPDB Tahun 2022
Chelsea Rivera, calon siswa yang tak lolos PPDB Tahun 2022

Sanggau, BerkatnewsTV. Chelsea Rivera, siswa asal Sanggau terpaksa harus memendam rasa keinginanannya untuk bersekolah di sekolah favorit pilihannya.

Ia harus terdepak dari Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di salah satu SMA Negeri pilihannya di Sanggau. Dia tak lolos PPDB dari jalur zonasi meski domisilinya dekat dengan sekolah yang diimpikan.

“Bapak Gubernur, kami anak Sanggau ingin sekolah. Tolong diubah sistemnya,” ucap Chelsea itemui di SMA Negeri 3 Sanggau, Senin (4/7).

Chelsea memceritakan betapa besar keinginanya melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Sanggau yang menjadi sekolah favoritnya.

Namun, remaja tersebut harus mengubur keinginan itu, karena sejak awal namanya tidak tercantum dalam aplikasi Siap Besebok, sistem yang digunakan untuk mendaftar PPDB.

Meski tidak diterima, namun dia tetap mendatangi SMA Negeri 3 Sanggau hari ini dengan harapan ada yang berubah dari sistem PPDB.

“Saya tinggal di Kinibalu, ndak diterima di sini (SMA Negeri 3 Sanggau). Dari hari pertama pendaftaran sudah ndak ada namanya. Ndak tahu lah mau (sekolah) kemana lagi,” ujarnya dengan penuh kekecewaan.

Sementaara itu pihak SMA Negeri 3 Sanggau mengaku tak bisa berbuat apa-apa soal calon siswa yang tak lolos PPDB dari jalur zonasi.

Menurut Admin SMA Negeri 3 Sanggau, Arom Bayu, kewenangan PPDB ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar.

“Kami dari sekolah memang tidak punya kebijakan dan kewenangan. Pak Bupati juga sudah menyampaikan ke Bapak Gubernur melalui Kepala Sekolah. Kalau memang dari Gubernur solusinya buka sekolah atau tentukan di sekolah mana, ya tetap kita buka kelas baru,” ujar Arom.

Baca Juga:

Sejauh ini, lanjut dia, persoalan siswa tak lolos PPDB itu sudah disampaikan ke sesama admin sekolah provinsi melalui grup WhatsApp. Namun, ia tak tahu apakah persoalan PPDB yang terjadi di Sanggau ini diteruskan lagi ke panitia serta para pemangku kebijakan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar.

“Kami hanya sebatas melapor ke admin provinsi via grup WhatsApp aja. Dan kami kurang tahu, apakah disampaikan langsung ke ketua panitia PPDB karena masalah ini juga susah-susah gampang,” ungkaonya.

Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Sanggau, Yulianto menyayangkan masih terjadinya polemik zonasi. Ia mengaku sistem zonasi membuat resah dan menyusahkan orangtua murid.

Pasalnya, kejadian serupa terjadi di hampir seluruh kecamatan, bahkan puluhan calon siswa di wilayah perbatasan Sanggau dengan Malaysia saat ini tengah kebingungan mencari SMA.

PPDB dari jalur zonasi, dikatakan, harusnya lebih mengutamakan siswa yang domisilinya dekat dengan sekolah.

“Harusnya setiap penerimaan murid baru dilakukan evaluasi, contoh macam sekarang harusnya jalur zonasi itu diprioritaskan dari yang dekat domisilinya dengan sekolah. Kalau seperti ini kan, yang dekat tidak lolos, jadi meresahkan dan membuat susah orangtua murid,” terangnya.

Anggota DPRD dari Fraksi Hanura itupun mendesak agar Pemerintah Provinsi Kalbar segera memperbaiki sistem PPDB yang diberlakukan saat ini. Sebab, jalur masuk PPDB SMA sekarang belum relevan untuk diterapkan di Kabupaten Sanggau yang tengah berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

“Jangan sampai lah setiap tahun begini terus kejadiannya, usaha kita semua untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Sanggau terbentur sistem PPDB. Kalaupun tetap seperti itu, tolong buat solusi untuk anak-anak kita yang tidak lolos PPDB ini. Masa mereka mau dibiarkan putus sekolah gitu aja. Ini tanggungjawab pemerintah lo mencerdaskan anak bangsa,” pungkasnya. (pek).